Rabu 21 Sep 2022 18:52 WIB

Psikolog: Terlalu Banyak Media Sosial Pengaruhi Otak-Psikologis Remaja

Remaja yang terlalu banyak bermain media sosial biasanya kekurangan jam tidur.

 Daerah tertentu dari otak remaja menjadi lebih aktif karena media sosial. Sehingga menyebabkan mereka ingin menggunakan media sosial lebih banyak.
Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON
Daerah tertentu dari otak remaja menjadi lebih aktif karena media sosial. Sehingga menyebabkan mereka ingin menggunakan media sosial lebih banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto mengatakan terlalu banyak bermain media sosial dapat mempengaruhi perkembangan otak dan kondisi psikologis remaja. Masalah kesehatan mental dapat mempengaruhi remaja yang terlalu bergantung pada media sosial

"Hasil penelitian yang dilakukan oleh pusat pemetaan otak UCLA 2016, mereka menemukan bahwa daerah tertentu dari otak remaja menjadi lebih aktif karena media sosial. Sehingga menyebabkan mereka ingin menggunakan media sosial lebih banyak," kata Kasandra, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga

Dia melanjutkan, area otak tersebut adalah bagian otak yang sama yang merespons saat seseorang melihat gambar orang yang dicintai. Oleh sebab itu, banyak remaja yang tidak bisa lepas bermain media sosial.

Sementara dari sisi psikologis, menurut Kasandra, remaja yang terlalu banyak bermain media sosial biasanya akan kehilangan jam tidur setiap malam. Alasannya mereka merasa perlu untuk selalu mengecek media sosial dan memastikan bahwa mereka selalu up to date dengan apa yang sedang terjadi.

Kasandra melanjutkan, remaja-remaja yang kurang tidur karena terlalu banyak menggunakan media sosial di malam hari tidak mampu menunjukkan prestasi yang baik di sekolah. Bahkan, mereka juga mengalami peningkatan risiko masalah kesehatan mental.

"Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa anak muda yang menghabiskan lebih dari tiga jam di media sosial mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan," imbuh Kasandra.

Dengan demikian, menurut Kasandra, tekanan media sosial yang terus menerus dan berlebihan dapat menyebabkan kerugian dalam pendidikan dan masa depan remaja. Untuk itulah, Kasandra pun menyarankan para orang tua yang memiliki anak remaja untuk membatasi penggunaan media sosial sehingga mereka bisa fokus kepada tugas-tugas lain yang lebih bermanfaat untuk masa depan mereka.

Menurut Kasandra, pengawasan orang tua sangat dibutuhkan sebab remaja kadang belum memiliki kesadaran bahwa penggunaan media sosial mereka sudah memasuki tahap yang berlebihan. "Penting bagi orang tua untuk membatasi penggunaan media sosial bagi anak-anaknya. Ketika seorang remaja sudah kecanduan media sosial atau video game, orang tua dapat membatasi waktu mereka sehingga mereka tidak menghabiskan waktu seharian untuk hal tersebut," imbau Kasandra.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement