Kamis 22 Sep 2022 14:22 WIB

Serangan Balik Ukraina dan Sinyal Mengakhiri Perang dari Putin

Ukraina berhasil merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia.

Anggota layanan penyelamatan bekerja untuk membersihkan puing-puing dan struktur tidak stabil yang bisa jatuh, di atap sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Rabu, 21 September 2022.
Foto: AP/Leo Correa
Anggota layanan penyelamatan bekerja untuk membersihkan puing-puing dan struktur tidak stabil yang bisa jatuh, di atap sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Rabu, 21 September 2022.

Oleh : Friska Yolandha, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak awal bulan ini, Ukraina mengklaim berhasil merebut kembali sejumlah wilayah mereka yang dikuasai Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sejak 1 September lalu pasukan Ukraina telah membebaskan puluhan pemukiman dan merebut kembali 1.000 kilometer persegi wilayah di timur dan selatan Ukraina. 

Zelenskyy juga mengunggah video yang menunjukkan tentara Ukraina mengatakan mereka telah merebut kembali Kota Balakliia, dekat Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Dalam video yang diunggah situs berita agregator itu terlihat tentara Rusia meninggalkan truk-truk, artileri dan amunisi.

Pada Sabtu (10/9/2022), kantor berita pemerintah Rusia, Tass, melaporkan Kementerian Pertahanan memerintahkan pasukannya untuk mundur dari benteng utamanya di timur laut Ukraina. Direbutnya Kota Izyum di Provinsi Kharkiv merupakan kekalahan terburuk Moskow sejak pasukannya mundur dari Ibukota Kiev bulan Maret lalu.

Rusia menjadikan Izium sebagai pangkalan logistik bagi salah satu operasi serangannya di wilayah Donbas di utara Ukraina yang terdiri dari  Donetsk dan Luhansk. Tapi, tampaknya Rusia terpaksa meninggalkan wilayah tersebut lantaran terdesak oleh tentara Ukraina.

Militer Inggris mengatakan Rusia kehilangan setidaknya empat jet tempur di Ukraina dalam 10 hari terakhir. Sehingga, sejak awal invasi Rusia telah kehilangan 55 pesawat jet tempur.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tidak akan menyerah dalam perjuangan merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. Kiev melaporkan pasukannya mulai bergerak maju ke tepi timur Sungai Oskil, mengancam pasukan Rusia yang di Donbas.

Keberhasilan menyeberangi Oskil merupakan langkah maju dalam serangan balik Ukraina di timur laut wilayah Kharkiv. Sungai itu mengalir ke selatan Sungai Silversky Donetsk yang melalui Luhansk, satu dari dua provinsi di wilayah Donbas.

"Mungkin setelah serangkaian kemenangan, sebagian dari Anda sekalian mengira kami akan memiliki jeda, tapi tidak akan ada jeda, ada persiapan untuk rangkaian berikutnya, untuk Ukraina yang merdeka, semuanya," kata Zelenskyy di pidatonya, Ahad (18/9/2022).

Keberhasilan ini juga menjadi perkembangan yang baik bagi Ukraina. Kiev dapat menunjukkan pada Barat mereka dapat membalikan keadaan dan pantas mendapatkan lebih banyak bantuan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada awal bulan ini mengumumkan pendanaan militer baru untuk Ukraina dan 18 negara lainnya yang terdampak agresi Rusia senilai 2,2 miliar dolar AS. Sekitar 1 miliar dolar di antaranya untuk Ukraina. AS juga mengumumkan bantuan senjata senilai 675 juta dolar untuk negara itu.

Menanggapi hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan sinyal untuk mengakhiri perang. Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di sela pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan.

"Hari ini bukanlah era perang, dan saya telah berbicara dengan Anda di telepon tentang ini," kata Modi.

"Saya tahu tentang kekhawatiran Anda. Kami ingin semua ini berakhir secepat mungkin," kata Putin kepada Modi.

Dalam tayangan pembicaraan antara Modi dan Putin, terlihat Putin tidak nyaman dengan pembicaraan tersebut. Ia sesekali menggoyang-goyangkan kaki, mengusap-usap hidung, dan menggaruk belakang kepala. Putin tampak lebih banyak menunduk, entah tengah berpikir keras mencari jawaban atau fokus mendengarkan penerjemah melalui earphone.

Apapun yang ada dalam pikiran Putin saat itu, semoga niatnya mengakhiri perang benar-benar dilaksanakan. Karena, bukan hanya Ukraina, hampir seluruh dunia, seperti yang dikatakan Modi, merasakan buruknya dampak perang antarkedua negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement