Sabtu 24 Sep 2022 09:45 WIB

Jangan Sepelekan, Gigi Berlubang Bisa Picu Penyakit Kronis

Gigi berlubang jadi masalah umum yang kerap dialami anak dan orang dewasa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Gigi berlubang jadi masalah umum yang kerap dialami anak dan orang dewasa.
Foto: www.maxpixel.com
Gigi berlubang jadi masalah umum yang kerap dialami anak dan orang dewasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gigi berlubang menjadi masalah yang umum terjadi dan bisa dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa. Sayangnya kondisi ini kerap dianggap sepele sehingga tak ditangani sejak dini. Padahal jika terus diabaikan bisa memperdalam lubang di gigi dan memicu penyakit kronis.

Dokter gigi dari Satu Dental, drg Jessica Mulia, mengatakan bahwa selama ini pasien cenderung datang ke dokter setelah kondisi lubang di gigi sudah parah dan mengganggu aktivitas mengunyah saat makan. 

Baca Juga

"Banyak yang dateng ketika giginya sudah kroak dan terasa sangat sakit saat mengunyah. Kalau seperti itukan penanganannya juga semakin rumit, beda kalau datang pas lubangnya masih kecil," kata drg Jessica kepada Republika.co.id, Sabtu (24/9/2022).

Ia menjelaskan, di dalam gigi terdapat serabut syaraf dan pembuluh darah yang juga terhubung ke organ-organ penting termasuk jantung. Serabut syaraf sendiri berfungsi untuk mengontrol kekuatan gigi saat mengunyah makanan, sementara pembuluh darah mensuplei jaringan penyokong gigi dengan nutrisi dan oksigen.

Karenanya, ketika gigi berlubang dan dibiarkan menjadi parah, bisa memicu penyakit lain diantaranya kardiovaskular hingga penyakit jantung. Tak hanya itu, masalah gigi juga bisa memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan secara menyeluruh. Fakta ini, menurut Jessica, masih tak banyak disadari oleh masyarakat.

"Kalau kondisi lubang gigi sudah semakin parah kan artinya giginya makin terasa sakit, ngilu. Terus mengunyah jadi susah, akibatnya makan nggak bener, terus jadi maag, sakitnya menyebar kemana-mana," kata dia.

Secara umum, kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut memang masih sangat rendah. Merujuk Riset Kesehatan Dasar 2018, 57,6 persen penduduk Indonesia yang mengalami masalah gigi dan mulut, hanya 10,2 persen yang mendapatkan pelayanan medis. Hal ini mendorong Satu Dental untuk menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia, serta  menawarkan perawatan gigi dan mulut dengan teknologi terbaru dan harga terjangkau.

"Misalnya kita ada teknologi yang membantu scaling (pembersihan karang gigi) menjadi nggak sakit sama sekali. Biasanya kalau scaling kan terasa linu," kata Chief Strategy Officer Satu Dental, Felix Saputra.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement