Ahad 25 Sep 2022 09:01 WIB

Lima  Buku Seri Literasi Siap Terbit di Festival Literasi Gunung Salak #5

Eksekusi dan praktik adalah kata kunci untuk gerakan literasi dan taman bacaan.

Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor, akan melundurkan lima buku seri literasi di Festival Literasi Gunung Salak #5 yang akan digelar pada bulan November 2022.
Foto: Dok TBM Lentera Pustaka
Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor, akan melundurkan lima buku seri literasi di Festival Literasi Gunung Salak #5 yang akan digelar pada bulan November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dunia literasi dan taman bacaan di Indonesia, sebentar lagi akan kehadiran buku 100 Kisah di Langit Taman Bacaan karya Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor. Buku dengan 196 halaman ukuran A4 ini, berkisah tentang “saat memilih literasi sebagai jalan hidup dan menjadikan TBM Edutainment sebagai model tata kelola taman bacaan masyarakat.”

Pascaperampungan naskah, buku ini akan masuk ke proses penerbitan. Rencananya, buku yang mengupas tuntas kisah nyata dan pemikiran berjuang di gerakan literasi ini akan diluncurkan pada Ahad, 20 November 2022 di acara Festival Literasi Gunung Salak #5  di TBM Lentera Pustaka Bogor.

Taman bacaan sebagai jalan sunyi pengabdian, menegaskan pentingnya daya juang dan sikap spartan untuk menegakkan giat membaca dan budaya literasi masyarakat Indonesia. Dari 100 kisah, komposisi isi buku literasi ini terdiri dari: 30% praktik baik TBM, 15% TBM Edutainment sebagai model tata kelola, 15% kajian dan data TBM, dan 40% tantangan dan tips berjuang di taman bacaan. 

Buku 100 Kisah di Langit Taman Bacaan ini adalah karya saya ke-40. Tapi yang pertama tentang literasi dan taman bacaan. Secara subjektif dan dari literatur yang ada, saya kira ini buku literasi yang paling komprehensif. Lengkap mengupas-tuntas, apa dan bagaimana literasi dan taman bacaan” ujar Syarifudin Yunus, penulis buku dan Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor dalam rilis yang diterima Republika.co.id,  Sabtu  (24/9/2022).

Buku ini menegaskan pentingnya gerakan literasi bersifat lebih inklusif. Maka literasi harus dikelola dengan hati, cinta, dan komitmen sepenuh hati. Tidak cukup hanya idealisme pegiat literasi. Penulis juga memperkenalkan model TBM Edutainment sebagai model tata kelola taman bacaan masyarakat berbasis edukasi dan entertainment yang dipelopori TBM Lentera Pustaka selama ini. Agar literasi dan taman bacaan jadi tempat yang asyik dan menyenangkan.

Untuk diketahui, TBM Edutainment saat ini pun sedang dikaji dalam disertasi S-3 Syarifudin Yunus untuk meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) dengan Promotor Prof  Dr  rer  Pol Ir  H  Didik Notosudjono MSc  yang sekaligus Rektor Unpak 2022-2027. 

Saat peluncuran nanti, untuk kali pertama buku 100 Kisah di Langit Taman Bacaan  akan didampingi empat  buku seri literasi, yaitu 1) Literasi untuk Semua, 2) Literasi Digital – Is it Bad or Good Habits?, 3) Literasi Budaya – Mikul Dhuwur Mendhem Jero, dan 4) Literasi Finansial – Biaya Hidup itu Murah, yang Mahal itu Biaya Pamer.  Keempat buku seri literasi tersebut ditulis oleh Syarifudin Yunus bersama para mahasiswanya di PBSI FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra).

Setelah mengabdi lima  tahun di taman bacaan, buku-buku literasi ini diterbitkan sebagai kado spesial lima tahun TBM Lentera Pustaka, di samping didedikasikan untuk para pegiat literasi dan taman bacaan di Indonesia. Agar tetap tegak dan eksis sepanjang zaman, karena sudah jadi jalan hidup.

Menurut Syarifudin,  eksekusi dan praktik adalah kata kunci untuk gerakan literasi dan taman bacaan di Indonesia. Sekaligus mengajak pegiat literasi untuk menulis. “Karena 'verba volant, scripta manent', apa yang terucap akan hilang dan apa yang tertulis akan abadi. Salam literasi,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement