Kamis 29 Sep 2022 08:55 WIB

Pilek Lagi, Batuk Lagi, Covid-19 Lagi?

Di musim pancaroba, anak-anak lebih rentan kena pilek, batuk, dan Covid-19.

Di musim pancaroba, penyakit batuk pilek mudah menyerang. Foto anak mengalami gejala flu (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Di musim pancaroba, penyakit batuk pilek mudah menyerang. Foto anak mengalami gejala flu (ilustrasi).

Oleh : Reiny Dwinanda, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Belakangan, makin banyak orang yang kena pilek dan batuk. Anak-anak paling terdampak.

Beberapa kali ke rumah sakit, saya lihat balita dan anak-anak usia sekolah dasar mengantre dokter bersama orang tuanya. Batuk dan tangisan mereka bersahutan, terdengar memilukan.

Batuk dan pilek memang penyakit yang marak di musim pancaroba seperti sekarang. Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau membuat tubuh harus beradaptasi dan tak jarang membuat daya tahan tubuh terhadap infeksi virus menjadi berkurang.

Sebagian kecil anak yang pilek dan batuk bisa jadi mengalaminya karena Covid-19. Tentunya, pilek/batuk biasa atau Covid-19 penyebabnya hanya bisa dikonfirmasikan dengan menjalani tes.

Kasus infeksi SAR-CoV-2 memang sudah jauh berkurang akhir-akhir ini, meski masih berfluktuasi dengan rata-rata 1.999 kasus sepekan terakhir. Itu artinya, kemungkinan batuk-pileknya karena Covid-19 juga semakin berkurang.

Meski begitu, bukan berarti kita sudah aman dari Covid-19. Apalagi, ada saja orang yang mengalami reinfeksi, bahkan setelah mendapatkan dosis booster vaksin Covid-19.

Di lain sisi, laporan dari Amerika Serikat menunjukkan anak-anak semakin tak berdaya melawan virus penyebab pilek. Kasus-kasus pilek berat ini ada kaitannya dengan dua virus yang paling sering menyebabkan pilek, yaitu rhinovirus dan enterovirus.

Bahkan, di New York City, anak dengan kasus pilek berat kian banyak yang membutuhkan perawatan rumah sakit dan ICU. Menurut dokter, kemunculan kasus pilek berat pada anak berkaitan dengan tidak terbentuknya imunitas anak terhadap virus-virus penyebab pilek.

Karena imunitas tersebut tak terbentuk, sebagian anak kecil yang terkena pilek akibat paparan virus tertentu bisa mengalami gejala yang lebih berat. Kelompok anak yang paling rentan terhadap risiko pilek berat adalah yang berusia di bawah lima tahun.

Lockdown dan pembatasan aktivitas semasa awal pandemi Covid-19 diduga menjadi pemicu tidak terbentuknya imunitas pada anak-anak. Ketika interaksi berkurang drastis, paparan penyakit-penyakit ringan dan umum pada anak juga berkurang. Padahal, paparan tersebut turut berperan dalam membangun sistem imun bawaan pada anak. Kini, ketika anak-anak sudah kembali ke sekolah dan orang tua ke kantor lagi, bukan tidak mungkin anggota keluarga bergiliran sakit.

Begitu satu orang kena, anggota keluarga yang lain menyusul batuk-pilek. Lantas, di sekolah anak yang baru sembuh bisa tertular dan jatuh sakit lagi tiap sebentar.

Sebetulnya, "tradisi" itu bisa kita putus. Apalagi, kita sudah belajar dari cara pencegahan Covid-19.

Orang yang terinfeksi tentunya harus mengisolasi diri. Dalam kasus anak pilek, sebaiknya jangan sekolah dulu, jangan diajak ke mal, atau ke tempat keramaian lain. Dengan begitu, kita turut melindungi orang lain dari penderitaan yang sama atau malah jauh lebih berat.

Langkah itu juga penting untuk mempercepat pemulihannya. Untuk sementara, biarkan si kecil istirahat dan perhatikan asupan cairannya agar tidak dehidrasi. Nyamankan ia agar tubuhnya lebih kuat melawan virus penyebab pilek.

Anak yang usianya sudah lebih dari dua tahun bisa memakai masker untuk menekan risiko penularan. Sementara itu, orang yang merawat harus memakai masker, sering mencuci tangan, dan menerapkan praktik higiene lainnya.

Biasanya, orang akan sembuh dari pilek sekitar sepekan hingga 10 hari. Walaupun pada kebanyakan orang akan terasa ringan, pilek nyatanya merupakan penyebab paling umum yang membuat anak tak masuk sekolah dan orang dewasa izin dari bekerja. Kasus pilek berat pada anak, seperti yang terjadi di AS bisa menjadi tanda waspada untuk kita.

Oleh karena itu, pencegahan pilek penting untuk dilakukan.Apa yang bisa dilakukan?

Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang kian penting di musim pancaroba. Pastikan anak cukup terhidrasi dengan minum air putih.

Satu lagi yang tak kalah penting ialah menyemangati anak untuk rutin berolahraga. Yuk, jaga diri dan buah hati agar tak mudah pilek dan batuk berulang!

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement