REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota DPR RI daerah pemilihan Sumatra Utara (Sumut) Junimart Girsang menyoroti kinerja dari Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak yang dianggap tidak profesional. Menurutnya, apa yang belakangan dilakukan oleh Panca dalam memberantas judi dan narkoba terkesan hanya sebatas giat formalitas semata karena judi dan narkoba masih marak di Sumut.
Pascanamanya sempat mencuat dalam grafik konsorsium judi 303 sebagaimana tertulis dalam grafik itu, Panca disebut bertugas untuk membekingi bisnis judi di Sumut. "Kalau saya ditanya pendapat, ya menurut saya semua yang sekarang dilakukan Pak Kapolda hanya sebatas seremonial saja yang mungkin bertujuan membersihkan namanya, karena beberapa waktu lalu sempat viral disebut-sebut terlibat konsorsium 303," ujarnya ketika ditanya wartawan di kompleks Parlemen, Rabu (28/9/2022).
Junimart mengatakan kondisi saat ini yang terjadi di lapangan jauh berbeda dengan pemberitaan yang menyebutkan Polda Sumut sedang giat melakukan pemberantasan judi dan narkoba. "Faktanya sekarang masih tetap marak kok itu perjudian di Sumut, begitu juga dengan peredaran narkoba. Apanya yang diberantas? hampir tidak ada tuh," katanya.
Selain itu, Junimart juga mempertanyakan kesungguhan Panca terhadap pemberantasan judi dan narkoba. Pasalnya sejauh ini Panca terkesan hanya fokus memberantas satu orang diduga bandar judi tertentu di Sumut sedangkan para bandar lainnya tidak dikejar. Begitu juga halnya dalam pemberantasan narkoba.
"Kalau dicap berhasil dalam pemberantasan narkoba dan judi, menurut saya nol sama sekali. Bahkan untuk sekelas Kapolda, Panca masih layak disebut kurang profesional. Lihat saja buktinya, beberapa kali dia memimpin langsung pengerebekan judi tapi tidak pernah mendapatkan pelaku dan bandarnya. Sibuk hanya pemainnya saja yang ditangkap," ucap politisi PDI-Perjuangan itu.
Tidak hanya itu, Junimart mengaku dirinya kerap menerima laporan dari masyarakat terkait sikap kurang profesionalnya Panca dalam memimpin Polda Sumut. Bahkan Panca dicap sebagai sosok Kapolda yang sangat sulit diajak berkomunikasi oleh para bawahannya di jajaran pejabat utama Polda Sumut.
"Beliau ini juga terkesan sangat lamban, contohnya seperti merespons telegram (TR) Kapolri seperti untuk sertijab Kapolres Asahan. Itu tenggang waktunya cukup lama baru diserahterimakan jabatannya. Selain itu dia juga sampai sekarang membiarkan jabatan Direktur Kriminal Khusus dan Wakilnya kosong. Gimana penegakan hukum mau bisa berjalan fokus?" jelasnya.
Untuk itu Junimart meminta agar Kapolri mengawasi semua kapolda supaya ke depan segala kekurangan tersebut dapat segera dibenahi untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri, khususnya di Sumut.