REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Beberapa fosil ikan ditemukan di China selatan, termasuk yang memiliki gigi tertua. Penemuan ini membantu para ilmuwan mempelajari perjalanan nenek moyang biota air mendapatkan gigitannya.
Temuan ini menawarkan petunjuk baru tentang periode kunci evolusi yang sulit disempurnakan karena sampai sekarang para ilmuwan belum menemukan banyak fosil dari era itu. Dalam serangkaian empat penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature pada Rabu (28/9/2022), para peneliti merinci beberapa temuan dari gigi purba hingga spesies yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Fosil-fosil tersebut berasal dari periode Silur yang menjadi era penting bagi kehidupan di bumi dari 443 juta tahun lalu hingga 419 juta tahun lalu. Para ilmuwan percaya nenek moyang yang bertulang belakang mungkin mulai mengembangkan gigi dan rahang sekitar waktu ini.
Hal ini memungkinkan ikan berburu mangsa alih-alih mencari-cari dengan menyaring makanan dari kotoran. Kondisi itu juga, menurut penulis dari salah satu penelitian Philip Donoghue, memicu serangkaian perubahan lain dalam anatomi mereka, termasuk berbagai jenis sirip.
"Hanya pada antarmuka antara Dunia Lama dan Dunia Baru ini," ujar ahli paleontologi University of Bristol ini.
Ahli paleontologi University of Michigan yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut Matt Friedman menyatakan, para ilmuwan belum menemukan banyak fosil untuk menunjukkan pergeseran ini di masa lalu. Mereka telah mengandalkan fragmen sejak saat itu, sepotong tulang belakang. Fosil-fosil dari China diperkirakan akan mengisi beberapa celah tersebut saat para peneliti di seluruh dunia menelitinya.
Sebuah tim lapangan menemukan harta karun fosil pada 2019. Ahli paleontologi di Chinese Academy of Sciences yang memimpin penelitian Min Zhu mengatakan, ketika itu hari hujan, setelah perjalanan yang membuat frustrasi karena tidak menemukan fosil apa pun.
Para peneliti ketika itu akhirnya menjelajahi tumpukan batu di dekat tebing pinggir jalan. Ketika mereka membelah satu batu, mereka menemukan kepala ikan yang membatu melihat ke belakang.
Setelah mengangkut lebih banyak batu kembali ke laboratorium untuk diperiksa, tim peneliti menemukan sejumlah besar fosil yang berada dalam kondisi bagus untuk seusianya. Spesies yang paling umum dalam kelompok itu adalah ikan kecil berbentuk bumerang yang kemungkinan menggunakan rahangnya untuk mengambil cacing.
Fosil lain menunjukkan makhluk mirip hiu dengan pelindung tulang di bagian depannya menjadikan itu kombinasi yang tidak biasa. Ikan tanpa rahang yang diawetkan dengan baik memberikan petunjuk tentang cara sirip purba berevolusi menjadi lengan dan kaki. Sementara fosil kepala ikan ini banyak ditemukan fosil ini mencakup seluruh tubuhnya.
Kemudian terdapat gigi. Para peneliti menemukan tulang yang disebut lingkaran gigi dengan banyak gigi tumbuh di atasnya. Fosil-fosil itu 14 juta tahun lebih tua dari gigi lain yang ditemukan dari spesies mana pun. Kondisi ini, menurut Zhu, memberikan bukti kuat paling awal tentang rahang hingga saat ini.