REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad mengingatkan direksi Bank Mandiri menjaga kinerja keuangan dengan fokus pada peningkatan inovasi dan transformasi layanan digital. Hal ini disampaikan Kamrussamad dalam rapat dengar pendapat Bank Mandiri dengan Komisi XI DPR RI, Rabu 28 September 2022.
"Di tengah tekanan dan gejolak ekonomi global terhadap sektor perbankan, Bank Mandiri mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun. Ini meningkat 61,7 persen. Pendapatan Bunga Bersih sebesar Rp 41,8 triliun, atau tumbuh 19,0 persen YoY. Dan pendapatan non-bungan Rp 16,1 triliun, atau tumbuh 1,0 persen YoY. Ini semua didukung oleh transformasi digital di Bank Mandiri," ujarnya dalam siaran pers.
Namun, menurut Kamrussamad, ke depan tantangannya tidak mudah. Terutama dengan ancaman meningkatnya inflasi dan suku bunga acuan serta risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi secara global.
Di level nasional, BI7DRR meningkat sebesar 50bps, mencapai 4,25 persen sebagai upaya dari penyesuaian harga BBM di dalam negeri. "Kenaikan tingkat suku bunga ini, perlu diwaspadai mengancam sektor riil yang saat ini sedang bertumbuh," ujarnya.
Karena itu, menurutnya, Bank Mandiri harus terus fokus pada upaya memperkuat inovasi dan transformasi layanan digital perbankan dengan meluncurkan layanan digital single access. Terus memaksimalkan potensi bisnis ekosistem Bank Mandiri baik wholesale maupun retail, dengan pemanfaatan all channel seperti Livin, Kopra, dan Smart Branch.
"Saat ini dibutuhkan perbankan yang berorientasi konsumen. Sebab itu perlu inovatif dalam produk dan layanan keuangan yang dapat memenuhi ekspektasi konsumen. Ini penting, agar Bank Mandiri semakin memiliki daya tahan (resilience), berdaya saing, dan kontributif," katanya.