REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berat bayi saat lahir ternyata bisa menjadi prediktor untuk kesehatan mental anak di masa depan. Bayi yang lahir dengan berat lebih ringan memiliki kecenderungan lebih besar untuk memiliki masalah kesehatan mental.
Hubungan antara berat bayi saat lahir dengan masalah kesehatan mental ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dimuat di European Child & Adolescent Psychiatry. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Royal College of Surgeons in Ireland (RCSI).
Melalui studi ini, tim peneliti menemukan bahwa bayi yang lahir dengan berat di bawah 3,5 kg memiliki risiko lebih besar untuk mengalami masalah perilaku dan kesehatan mental di kemudian hari. Semakin rendah berat lahir, semakin tinggi pula risiko anak terhadap masalah-masalah tersebut.
Masalah perilaku dan kesehatan mental ini umumnya terjadi pada rentang usia sembilan hingga 17 tahun. Masalah yang berkaitan dengan berat saat lahir ini adalah ADHD, depresi, gangguan kecemasan, dan masalah bersosialisasi.
Ada peningkatan risiko ADHD sebesar dua persen bila bayi lahir dengan berat satu kilogram lebih rendah dari 3,5 kg. ADHD adalah gangguan umum yang biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak dan kerap memunculkan gejala seperti sulit memberikan perhatian, hiperaktif, dan impulsif.
"Studi ini menunjukkan bahwa, meski deviasi yang sangat kecil sekalipun dari berat lahir pada umumnya (3,5 kg), bisa menjadi sesuatu yang relevan," kata Prof Mary Cannon dari RCSI, seperti dilansir The Sun, Sabtu (1/10/2022).