REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hal menjalani hidup sehat, salah satu perubahan gaya hidup utama yang direkomendasikan berulang kali adalah berhenti merokok. Berhenti merokok dapat menurunkan risiko sejumlah besar kondisi medis, termasuk serangan jantung, kanker paru, dan strok.
Namun, beberapa orang mungkin merasakan "sakit" di bagian dalam mulut dalam proses berhenti merokok. Dokter umum dan direktur medis klinik kulit Cosmedics di Inggris, Ross Perry, berbagi lebih banyak tentang fenomena berhenti merokok dan sariawan.
"Cukup umum bagi perokok untuk mengembangkan sariawan ketika berhenti merokok, ini biasanya sangat sementara," kata dr Perry, dilansir laman Express, Senin (3/10/2022).
Menurut dr Perry, sariawan dapat berlangsung hingga beberapa pekan setelah berhenti merokok. Selain sariawan, sakit tenggorokan, batuk, dan pilek juga umum terjadi.
Dr Perry menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Dia mengatakan sariawan diduga disebabkan oleh hilangnya sifat antibakteri yang perokok dapatkan di mulut saat mereka merokok.
Yang lebih buruk lagi, sariawan setelah berhenti merokok dapat memperparah ngidam nikotin. Dr Perry mengingatkan orang yang tengah berjuang berhenti merokok untuk bertahan.
Dr Perry mengatakan manfaat berhenti merokok jauh lebih besar daripada efek samping yang tidak diinginkan itu. Ia menyebut beberapa efek samping yang terkait dengan berhenti merokok juga dapat mencakup nafsu makan meningkat, sakit kepala, perubahan suasana hati, kecemasan, depresi, insomnia, lekas marah, kurang konsentrasi, dan frustrasi.
Dr Perry mengatakan seseorang dapat mengharapkan untuk memiliki lebih banyak energi, bau napas lebih baik, dan kesehatan mulut secara umum, lebih banyak uang di saku, peningkatan kesehatan dan umur panjang secara keseluruhan, pengurangan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit paru kronis dengan berhenti merokok. Bagaimana cara membantu meredakan sariawan?
"Sariawan tidak pernah menyenangkan, meskipun sering terlihat kecil, itu bisa sangat menyakitkan dan nyeri," ujar dia.