REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Apple Tim Cook mengatakan masih banyak orang yang tidak dapat mendefinisikan metaverse di tengah banyak perusahaan teknologi yang mengeluarkan biaya besar untuk membangun metaverse. Metaverse disebut akan mendorong ekonomi dan bentuk dari kemajuan internet.
Perusahaan Meta yang sebelumnya Facebook, berganti nama demi mencerminkan tujuan barunya. Namun, menurut Cook, banyak orang yang tidak setuju dengan ide tersebut.
“Saya selalu berpikir penting bagi orang untuk memahami apa itu sesuatu dan saya benar-benar tidak yakin rata-rata orang dapat memberi tahu Anda apa itu metaverse,” kata Cook kepada publikasi Belanda Bright.
Cook terus mengatakan orang tidak mungkin ingin menghabiskan waktu lama dalam realitas virtual. Dia memprediksi metaverse bisa “menenggelamkan” orang. "Tapi saya tidak berpikir Anda ingin menjalani seluruh hidup Anda seperti itu. Realitas virtual (VR) adalah untuk periode yang ditentukan bukan cara untuk berkomunikasi dengan baik,” ujarnya.
Meskipun Cook mungkin memiliki kekhawatiran tentang dunia maya, Apple dilaporkan masih meneliti soal itu. Headset realitas virtual yang dibuat oleh perusahaan akan bekerja dengan chip M2 terbaru Apple, membuatnya lebih kuat daripada headset Quest pesaing Meta.
Apple menunjukkan headset ini kepada dewan direksi yang menjalankan sistem operasi "RealityOS" yang tampaknya telah dinamai di dalam perangkat lunak Apple lainnya. Pemimpin augmented dan virtual reality Apple Mike Rockwell dilaporkan ingin mendorong maju dengan perangkat yang lebih kuat, termasuk versi awal dari prosesor M1 Ultra.
Dilansir Independent, Selasa (4/10/2022), laporan sebelumnya menyebut headset augmented reality akan sekuat Mac dan dapat beroperasi secara independen tanpa bergantung pada Mac atau iPhone serta mendukung berbagai aplikasi yang komprehensif.
Belum lama ini, Apple mengacaukan Meta dengan sistem operasi iOS 1.5 yang mempersulit perusahaan untuk melacak aktivitas pengguna di internet. Perubahan itu berdampak besar pada pendapatan Meta, menelan biaya sekitar 10 miliar dolar AS di tahun pertama. Meta juga menyarankan bahwa Apple menyesatkan pelanggan dan kebijakan baru itu dilakukan demi meningkatkan keuntungan Apple daripada membantu privasi.