Selasa 04 Oct 2022 20:03 WIB

Beri Kuliah Umum di Seskoal, Megawati Bicara Pancasila, Geopolitik, dan Sejarah

Cara pandang geopolitik berarti memahami kondisi serta posisi diri sendiri.

Megawati dalam kuliah umum di Kampus Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,
Foto: istimewa
Megawati dalam kuliah umum di Kampus Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden RI Kelima Prof Dr(HC) Megawati Soekarnoputri meminta agar para prajurit TNI memahami dan memegang teguh Pancasila serta cara pandang geopolitik dalam menjalankan tugas serta darma baktinya. Memahami Pancasila berarti mengetahui sejarah bangsa dan negara Indonesia. Cara pandang geopolitik berarti memahami kondisi serta posisi diri sendiri, serta keadaan sekelilingnya.

Hal itu diungkap Megawati dalam kuliah umum di Kampus Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dan saat menjawab wartawan usai kuliah itu, dalam keterangan persnya, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga

“Saya menjelaskan hubungan Pancasila dengan geopolitik, itulah pesan utamanya. Mereka perwira ini yang akan menjadi bagian dari bangsa kita, yang akan menjadi bagian pertahanan keamanan republik ini. Lalu kalau tidak mengerti sebenarnya sejarah Pancasila dan ilmu geopolitik dalam pelaksanaan sebagai matra di pergolakan dunia ini, saya kurang tahu akan jadi seperti apa,” kata Megawati.

Saat sesi kuliah umum, Megawati banyak menjelaskan Pancasila. Termasuk cerita-cerita menyangkut sejarah Pancasila dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak kisah yang disampaikan Megawati yang tak muncul di berbagai literatur serta buku sejarah yang banyak dipelajari di sekolah. Salah satunya adalah mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949. Megawati berbicara mengenai pengalamannya berdialog dengan Alm.Sultan Hamengkubuwono IX mengenai hal tersebut.

Megawati mengakui, sejarah mengenai Pancasila saja banyak dibelokkan, khususnya di masa pemerintahan Orde Baru. Sehingga pelurusan sejarah perlu. Maka itu dia mendorong agar Pancasila benar-benar bisa dipahami sesuai yang aslinya.

“Sejarah bisa menjadi sebuah proyeksi ke tengah dan ke depan. Dengan demikian pelurusan sejarah itu perlu. Terutama untuk generasi muda,” kata Megawati.

Untuk mempertegas pentingnya sejarah yang lurus dan benar, Megawati menceritakan kejadian saat Bung Karno mengunjungi Museum Sejarah Perjuangan Nasional Meksiko di Kota Meksiko. Pada saat itu, Bung Karno meminta kepada para rombongan delegasi dari Indonesia untuk memperhatikan kata-kata yang indah dan bermakna di museum itu. Di pintu museum ada kata-kata. Megawati lalu membacakan kata-kata itu.

“Kita meninggalkan museum, tetapi tidak meninggalkan sejarah. Sebab sejarah terus berjalan maju dalam pergerakan sejarah bangsa menjadi bangsa besar dan hebat,” demikian Megawati.

Lebih lanjut, Megawati menyatakan bahwa dengan pemahaman terhadap Pancasila, mengajarkan pentingnya kepemimpinan Indonesia bagi dunia, agar dunia bebas dari berbagai bentuk penjajajahan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka Indonesia harus membangun kekuatan pertahanannya atas cara pandang geopolitik. 

Dalam cara pandang geopolitik, menurut Megawati, maka harus memiliki pemahaman konstelasi geografis, budaya, adat istiadat, sejarah, iklim, cara hidup bangsa, maupun tentang cara bagaimana suatu bangsa bertahan. Megawati juga mengatakan perlu dipahami bagaimana Pancasila dalam konteks geopolitik, dengan tujuan mewujudkan dunia yang bebas dari berbagai belenggu penjajahan. 

Berbicara geopolitik, Megawati mengajak para perwira siswa Seskoal untuk mempelajari sejarah mengenai Indonesia era Soekarno yang membantu kemerdekaan sejumlah negara seperti Aljazair. Bagaimana lewat Konferensi Asia Afrika tahun 1950-an, Indonesia menjadikan Aljazair menjadi salah satu delegasi di dalam konferensi tersebut.

Megawati juga mengajak para siswa mempelajari peran dan kepentingan Indonesia saat membela Mesir dalam hal Terusan Suez. 

Lalu Megawati juga membahas panjang mengenai konflik Rusia-Ukraina, dan kaitannya dengan NATO dan negara-negara di Eropa. Putri Bung Karno itupun membahas banyak soal Presiden Rusia Vladimir Putin, hingga soal Inggris paska mangkatnya Ratu Elizabeth II. Lalu soal India yang jumlah penduduknya diprediksi akan segera melewati jumlah penduduk China, dan kebutuhannya akan pangan.

Kondisi geopolitik yang perlu diperhatikan juga, menurut Megawati, adalah sesuai pernyataan Presiden Jokowi. Bahwa berdasarkan masukan dari PBB, akan ada 60-an negara yang akan failed atau tak berhasil.

Dia mendorong agar para perwira yang menimba ilmu di Seskoal, benar-benar menempa diri agar memiliki kualitas pemimpin.

“Saya bilang dari pengalaman saya, kepangkatan bisa dicari. Yang susah jadi leader, pemimpin, sulit dicari pemimpin untuk bisa membawa kapal ke arah tujuan. Kalau tujuan ke sana, apa yang akan terjadi, bagaimana kalau ada badai, bagaimana kalau ada musuh. Leader adalah bisa melihat dan membawa bahwa kita harus tiba ke sana ke tujuan kita,” kata Megawati.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement