REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai upaya bangkit dari dampak pandemi Covid-19, tranformasi ekonomi Indonesia membutuhkan dukungan riset dan inovasi yang berkelanjutan demi memperkuat produktivitas dan menjawab ketidakpastian global. Tuntutan riset dan inovasi itu telah mendorong Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi meluncurkan Program Kerja Sama Riset dan Inovasi (KeRIs) BUMN.
Program KeRIs memadukan seluruh ekosistem riset dan inovasi di perguruan tinggi dengan BUMN. Para civitas akademika di perguruan tinggi mulai dari mahasiswa, dosen, hingga peneliti bekerja sama dengan BUMN mengembangkan inovasi sesuai dengan bidang keilmuannya dan sektor industrinya.
“Kerja sama yang dilakukan antara BUMN dan perguruan tinggi harus segera bisa memberikan manfaat, sebagai upaya unlocking value BUMN, sehingga BUMN fokus untuk melakukan riset-riset dan inovasi yang bersifat komersial, yang bisa segera diimplementasikan. Tentu saja inovasi tersebut harus berstandar internasional," ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (6/10/2022) .
Erick mengatakan dalam acara peluncuran KeRIs di Jakarta, Rabu (5/10/2022), telah ditandatangani berbagai Perjanjian Kerja Sama (PKS) antar BUMN dan perguruan tinggi. Pertama, perjanjian kerja sama antara PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), dengan Universitas Gadjah Mada berkaitan dengan Riset Optimasi Pemupukan Pupuk Custom untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Tebu yang Mendukung Kesejahteraan Petani.
Kedua, perjanjian kerja sama antara PT INKA (Persero), PT Pelni (Persero), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkaitan dengan Riset Optimasi Tol Laut dengan Smart & Green Cold Storage. Ketiga, nota kesepahaman antara PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT INKA (Persero), dengan Institut Teknologi Sumatra berkaitan dengan Kerja Sama Pengembangan Transportasi Perkebunan dan Wisata Agro.
BUMN, kata Erick, harus lebih fokus pada pertumbuhan bisnis positif dan aspek komersialisasi dari inovasi. Sejalan dengan aspirasi tersebut, BUMN terus berbenah diri dan menjadikan perguruan tinggi sebagai mitra dalam mengakselerasi riset dan inovasi sesuai dengan kompetensinya dan relevan dengan bisnis utamanya. Model ini akan mempertemukan riset di perguruan tinggi dengan kebutuhan nyata di BUMN dan industri.
Menurut Erick, BUMN berkomitmen untuk mendorong tumbuhnya ekonomi nasional yang inklusif. Sebagai implementasinya, Kementerian BUMN telah menetapkan lima prioritas utama dalam mendukung transformasi BUMN. Di antaranya memperkuat daya saing BUMN dan meningkatkan Global Competitiveness Index Indonesia yang menuntut agility, inovasi, dan kreativitas. Program KeRIs BUMN merupakan implementasi dari prioritas Kementerian BUMN untuk mendorong kepemimpinan teknologi dan inovasi model bisnis BUMN.
Peluncuran KeRIs bertempat di Kantor Kementerian BUMN dan dihadiri oleh Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi (SDMTI) Kementerian BUMN Tedi Bharata bersama dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam. Hadir juga perwakilan perguruan tinggi dan BUMN terkait.
Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi (SDMTI) Tedi Bharata mengatakan Kementerian BUMN juga mendorong pengembangan talenta. Kerja sama dengan dunia akademisi ini membuka peluang untuk magang bagi mahasiswa di BUMN. Magang di BUMN memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengenal lebih jauh tentang BUMN melalui learning platform.
"Bahkan untuk talenta terbaik Indonesia di mancanegara, diharapkan melalui kerja sama ini dapat membuka peluang program post-doctoral untuk berkarya di Research Institute BUMN sebagai bentuk bakti kepada Indonesia," ujar Tedi Bharata.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam menyampaikan, riset perguruan tinggi itu nanti harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan industri, serta mendorong terserapnya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang makin tinggi.
“Saya berharap BUMN mempunyai target-target, walaupun pelan-pelan tetapi pasti, menuju kemandirian dan kedaulatan teknologi. Semoga KeRIs BUMN dan Kedaireka akan menjadi satu kekuatan baru bagi kemajuan ekonomi bangsa ke depannya,” ujar Nizam.
Program kerja sama BUMN-Kemendikbud bernama KeRIS mengacu pada senjata tradisional warisan budaya Indonesia yang diakui dunia yaitu keris. Pemilihan nama itu melambangkan hasil riset dan inovasi BUMN nantinya akan memiliki ciri khas dan kekuatan di berbagai sektor industri. Tujuannya adalah untuk memenangkan dan memajukan kepemimpinan teknologi, serta dapat berkontribusi bagi kemajuan perusahaan dan Indonesia.