REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian negara di belahan dunia yang mengalami musim dingin diprediksi bakal segera menghadapi "twindemic". Istilah tersebut merujuk pada kondisi di mana dua virus mewabah secara bersamaan, yakni yang menyebabkan flu dan Covid-19.
Dengan kondisi itu, mungkin sulit untuk mengetahui apakah seseorang terserang pilek akibat flu atau Covid-19, mengingat gejala corona menjadi lebih ringan dengan setiap varian baru. Di antara tumpang tindih gejala, ada dua tanda yang bisa jadi kunci pembeda.
Apoteker di Inggris Victoria Steele menyampaikan bahwa dua pembeda tersebut adalah ageusia dan anosmia. Ageusia adalah salah satu jenis gangguan indra pengecap yang membuat seseorang tak bisa mencecap makanan seperti saat kondisi normal. Sementara, anosmia menargetkan hidung sehingga menghilangkan fungsi indra penciuman.
Menurut Steele, "flu biasa" amat jarang menyebabkan kedua hal tersebut. Sementara, penderita Covid-19 bisa mengalaminya, ditambah serangkaian gejala lain, mulai dari batuk hingga sakit kepala. Bagaimanapun, Steele mewanti-wanti untuk mengantisipasi keduanya.
"Dengan kekebalan pada titik terendah sepanjang masa sebagai akibat dari pandemi, para pemimpin kesehatan global telah didesak melakukan antisipasi lebih terhadap musim flu yang akan datang," ujar Steele, dikutip dari laman Express, Ahad (9/10/2022).