Pemahaman mengenai netiket atau tata krama berinternet membantu terhindar dari berkomentar negatif di media digital. Individu selalu sadar berinteraksi dengan orang lain, bukan sekadar deretan karakter huruf di layar monitor, tapi degngan karakter manusia sesungguhnya.
Digital Campaign Strategist Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu mengatakan, sekarang ini komentar negatif selalu ada di banyak akun media sosial orang. Bahkan meski tidak melakukan apapun, hanya posting kegiatan sehari-hari, pasti ada yang berkomentar negatif.
Baca Juga: Hindari Responsif terhadap Komentar Negatif
Individu bisa menerapkan beberapa cara merespons komentar-komentar negatif tersebut. Salah satunya dengan membiarkan saja. Sebab, orang yang berkomentar negatif biasanya hanya ingin memancing amarah.
"Tidak usah masukan hati. Kalau sudah kita biarkan, tidak usah dipikirkan. Kadang orang mengetik pakai tangan tanpa hati, jadi kita membacanya juga tidak perlu pakai hati," kata Pandu saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Kamis (6/10/2022).
Baca Juga: Simak Cara Atasi Komentar Negatif di Medsos
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Pandu membagikan pengalamannya mengelola akun media sosial komunitas dengan banyak follower. Menurut dia, setiap membicarakan campaign, pasti ada orang-orang tidak sepakat dan berkomentar negatif.
"Salah satu strateginya dibercadakan. Apalagi kalau teman punya sense humor tinggi, apapun bisa dibercandakan. Nanti yang bersangkutan bingung karena tujuannya tidak tercapai," kata Pandu.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Baca Juga: Ini Sikap yang Harus Dimiliki untuk Menghadapi Cyberbullying di Media Sosial
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Tingkatkan Ekosistem Startup Indonesia, Menkominfo Buka Demo Day HUB.ID Accelerator
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Dosen Digital, Relawan Mafindo, dan Pandu Digital Indonesia, Aidil Wicaksono. Kemudian Kaprodi Teknik Geomatika Unitomo, Yunus Susilo, ST, MT, serta mengundang Digital Campaign Strategist Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.