REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berusaha melebarkan kerja sama internasionalnya. Hal ini bertujuan demi melahirkan lulusan yang siap menghadapi kompetisi kerja.
Terbaru, Vokasi UMM menggaet Japan Association for Construction (JAC) Jepang pada Rabu (5/10/2022,) untuk memberikan jalan para lulusan agar bisa bekerja di negeri sakura tersebut. JAC juga tertarik dengan adanya Center for Excellent (CoE) yang dikembangkan oleh Kampus Putih karena dinilai sebagai inovasi yang strategis di aspek sumber daya manusia (SDM).
Rektor UMM, Fauzan menilai, program kerja sama terkait konstruksi ini sangat relevan dengan CoE yang dimiliki Kampus Putih. CoE bertujuan untuk memastikan mahasiswa memiliki kepakaran dan keahlian spesifik. Sebab itu, ini akan menjadi kerja sama yang saling mengisi.
"Satu pihak mampu mencetak lulusan dengan kemampuan yang sesuai, sementara pihak lainnnya beruntung karena mendapatkan SDM bagus untuk perusahaannya," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika.
Di sisi lain, Fauzan mengungkapkan, UMM memiliki lahan seluas lima beas hektar yang kini dikembangkan sebagai pusat CoE. Ada lebih dari 40 CoE yang sudah berjalan, dirintis, bahkan baru diluncurkan. Dia berpendapat kerja sama UMM dengan JAC bisa memberikan hasil yang maksimal dan kemajuan bagi pengembangan CoE.
Sementara itu, General Manager Project Department JAC, Yasuhito Morishima menjelaskan, kedatangannya ke UMM adalah untuk mencari SDM yang siap didatangkan dan berkarya di Jepang. Ia menilai, Kampus Putih dapat menyediakan SDM mumpuni, salah satunya melalui CoE yang ada. Dalam hal ini yakni program-program yang terkait dengan konstruksi.
Morishima juga menjelaskan, ada 46 asosiasi yang berada di bawah naungan JAC. Mereka merupakan asosiasi yang terdaftar di sektor infrastruktur, transportasi, concrete pump dan lainnya. Bahkan JAC adalah satu-satunya perusahaan Jepang di bidang konstruksi yang bisa mendatangkan tenaga luar negeri.
Menurut dia, ada 33 sub bidang pekerjaan konstruksi di Jepang. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mencari mitra-mitra yang mampu mencetak lulusan siap kerja. "Dan saya rasa, UMM adalah salah satunya. Nanti, para lulusan akan mengikuti proses belajar Jepang terlebih dahulu, kemudian juga keterampilan teknis kontruksi sehingga aspek komunikasi dan skill sama-sama terasah,” jelasnya.
Menariknya, UMM dan JAC tidak hanya melatih dan mengasah kemampuan. Ada ribuan lowongan pekerjaan di Jepang yang bisa diisi oleh SDM-SDM Indonesia, pun dengan Kampus Putih. Total ada lebih dari 3.800 kursi yang diperebutkan dan disiapkan bagi SDM Indonesia yang penuh talenta.
"Saya pikir, etos kerja yang dimiliki orang-orang Indonesia sangat tinggi. Apalagi jika dibarengi dengan kemampuan bahasa Jepang yang baik serta kinerja yang apik. Tentu akan memberikan hasil yang menarik,” kata dia menambahkan.
Adapun kedatangan perwakilan JAC ke Indonesia memang khusus bertujuan hanya untuk mengunjungi UMM. Hal itu tidak lepas dari keberhasilan training center yang mampu ratusan peserta. Bahkan secara konsisten memberangkatkan SDM ke Jepang yang bekerja di berbagai bidang.