Senin 10 Oct 2022 12:50 WIB

Jaga Kesehatan Jiwa Anak, Orang Tua Diminta Peka Melihat Perubahan Sikap

Perubahan sikap pada anak dari bersemangat dan tidak harus jadi perhatian orang tua.

Perubahan sikap pada anak dari bersemangat dan tidak harus jadi perhatian orang tua.
Foto: www.freepik.com.
Perubahan sikap pada anak dari bersemangat dan tidak harus jadi perhatian orang tua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orangtua atau orang dewasa di sekitar remaja perlu mengasah kepekaan untuk melihat perubahan sikap anak demi membantu menjaga kesehatan jiwa mereka. "Misalnya ada perubahan sikap dari yang bersemangat melakukan aktivitas sampai hanya ingin tidur tiduran saja atau main game di komputer atau handphone," kata psikolog klinis anak dan remaja Winny Suryania dari Universitas Indonesia, Senin (10/10/2022).

Perubahan lain yang patut diwaspadai adalah suasana hati anak atau remaja yang menjadi mudah marah atau sedih, juga perubahan cara berkomunikasi di mana anak yang biasanya gemar bercerita kini jadi lebih tertutup dan menyendiri. Ketika orang dewasa atau orangtua sudah peka terhadap perubahan anak, langkah selanjutnya adalah membangun komunikasi yang sehat dengan anak atau remaja.

Menurut Winny, perlu ada waktu khusus untuk bercerita dengan anak. Topiknya apa saja, mulai dari kehidupan anak, keseharian orangtua hingga berita yang ada di lingkungan sekitar.

Baca Juga

"Komunikasi ini tentunya perlu dijaga terus menerus dan tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja," ujar dia.

Meluangkan waktu luang untuk bercengkerama saja tidak cukup, Winny mengajak orangtua atau orang dewasa di sekitar anak dan remaja untuk mengajak mereka melakukan aktivitas yang melibatkan motorik. "Misalnya olahraga bersama, jalan, piknik dan sebagainya karena kesehatan mental juga dijaga melalui kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur," ujar dia.

Selama pandemi, ada berbagai masalah yang kerap muncul pada remaja, seperti penurunan melakukan minat, kehilangan motivasi pada kegiatan atau pembelajaran. Selain itu, kurang berkembangnya keterampilan sosial yang seharusnya sudah dimiliki oleh anak pada usianya di mana hal ini juga dapat mempengaruhi kondisi emosional mereka.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement