REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan strok biasanya memunculkan gejala yang tiba-tiba, seperti bicara pelo hingga wajah tidak simetris. Akan tetapi, ada kalanya strok terjadi tanpa memunculkan gejala berarti.
Strok dengan gejala yang samar ini dikenal sebagai silent stroke. Silent stroke terjadi ketika ada bekuan darah yang menghambat aliran darah ke pembuluh darah otak.
Sama seperti strok biasa, silent stroke bisa membuat area otak yang tak mendapatkan aliran darah menjadi rusak. Namun, silent stroke tak memunculkan gejala yang jelas sehingga orang yang mengalaminya bisa tidak sadar.
"Silent stroke lebih umum dibandingkan strok yang memunculkan gejala klasik," kata American Heart Association, seperti dilansir laman EatThis, Selasa (11/10/2022).
Meski tak memunculkan gejala yang signifikan, silent stroke bisa menyebabkan masalah yang serius dan mengancam jiwa. Menurut Cardiovascular Institute of the South, silent stroke bisa menyebabkan kerusakan yang pada otak dan memicu terjadinya penurunan kognitif yang signifikan hingga demensia vaskular.
Orang yang terkena silent stroke juga bisa mengalami beberapa perubahan gerak-gerik atau perilaku. Beberapa di antaranya adalah menjadi ceroboh, sulit mengoordinasikan gerakan, atau mengalami masalah kognitif.
"Orang-orang perlu mengetahui bahwa kerusakan akibat silent stroke bisa bertahan lama, bahkan permanen," tutur Chief Medical Officer di Clearing, dr Jacob Hascalovici MD PhD.