REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ova Emilia mengatakan, saat ini memang terjadi ketimpangan dalam pendistribusian tenaga dokter di Indonesia. Ia berpendapat, persoalan itu masih belum mampu diselesaikan dengan baik.
Ova menilai, TNI dapat pula ikut berperan untuk membantu penempatan dokter yang berada di daerah terpencil dan perbatasan. Bahkan, ia berpendapat, peran dari TNI penting sekali untuk mencapai daerah yang sulit dijangkau untuk orang sipil.
"Kerja sama dengan TNI sangat bagus sekali untuk memenuhi jumlah dokter yang timpang ini," kata Ova dalam pelantikan dokter baru dari FKK-MK UGM, di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (12/10/2022).
Ova mengingatkan, dokter merupakan profesi mulia, sehingga dokter baru UGM harus bisa bekerja profesional dan bijaksana. Karenanya, ia berpesan, pekerjaan mereka akan mengisi sebagian besar hidup, sehingga harus yakin dengan yang dilakukan.
"Caranya, cintai apa yang kamu kerjakan, dan jangan lelah untuk mencari. Saat kalian menemukan apa yang akan kalian cari ada getaran yang menggerakkan hati ini untuk berbuat bagi bangsa dan ikut membangun negeri," ujar Ova.
Dekan FKKMK UGM, dr Yodi Mahendradhata menuturkan, pada pelantikan dokter kali ini sebanyak 57 dokter baru laki-laki dan 56 dokter baru perempuan dilantik. Sampai saat ini, FKK-MK UGM telah meluluskan sebanyak 10.491 lulusan dokter.
"Terdiri 5.786 dokter laki-laki dan 4.705 orang dokter perempuan," kata Yodi.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI, Jenderal Muhammad Andika Perkasa, mendapat kesempatan memberi sambutan mewakili orang tua wisudawan. Ia mengaku bangga, putri keduanya, Angela Adinda Nurrina Perkasa, resmi dilantik sebagai dokter.
Andika mengungkapkan, dari keluarganya maupun keluarga istrinya, Angela jadi orang pertama yang menjadi dokter. Kepada dokter-dokter baru yang dilantik, Andika mengingatkan, ke depan masih ada jalan panjang untuk mengabdikan diri.
Terkait program TNI dalam perekrutan dokter-dokter baru, Andika mengungkapkan, mereka setiap tahun terus memperbanyak jumlah dokter spesialis di rumah sakit yang dikelola TNI. Langkah itu diharapkan bisa menjawab ketimpangan distribusi.
Ia berharap, penambahan dokter spesialis tersebut bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk memperbanyak penyediaan dokter spesialis. Tahun ini, kata Andika, ditambah 30 dokter di luar formal normal.
"Agar ada dokter spesialis bisa turun ke tingkat yang lebih kebawah lagi," ujar Andika.