Jumat 14 Oct 2022 07:35 WIB

Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, Jauh-Jauh dari Pasangan Toxic

Hubungan beracun tentu akan berdampak besar pada kesehatan mental.

Toxic Relationship bisa membuat pasangan menderita gangguan kesehatan mental seperti cemas berlebih, stres, masalah kepercayaan hingga trauma.Depresi (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Toxic Relationship bisa membuat pasangan menderita gangguan kesehatan mental seperti cemas berlebih, stres, masalah kepercayaan hingga trauma.Depresi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tanggal 10 Oktober lalu, diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Kesehatan mental memang sedang menjadi topik hangat beberapa tahun terakhir, khususnya pascapandemi.

Isu kesehatan mental ramai diangkat dalam berbagai platform. Mulai dari layar lebar hingga lini masa media sosial. Tak sedikit pula tokoh publik yang mengalami masalah pada kesehatan mental, berani berbicara ke publik tentang kondisi mereka. Tujuannya tentu agar semakin banyak yang peduli akan kesehatan mental dan mengubah stigma terkait kesehatan mental. Sebab masih banyak yang menganggap gangguan kesehatan mental hanya dialami ODGJ.

Padahal banyak macam dan level dari gangguan kesehatan mental. Terlebih, pandemi Covid-19 yang terjadi dalam 3 tahun terakhir nyatanya tak hanya menyerang kesehatan fisik tapi juga kesehatan mental. Terbukti saat pandemi masyarakat yang mengalami gangguan kecemasan hingga depresi meningkat tajam. Berita-berita kematian, dampak ekonomi seperti pemutusan hubungan kerja, hingga kegiatan yang terus dibatasi sedikit banyak mengganggu kesehatan mental masyarakat.

Toxic Relationship dan kesehatan mental

Selain soal isu gangguan kesehatan mental yang meningkat saat pandemi, belakangan yang juga ramai jadi pembicaraan adalah hubungan tak sehat atau toxic relationship yang dialami para pesohor negeri. Mulai dari perselingkuhan hingga kekerasan dalam rumah tangga kian menjadi sorotan.

Berdasarkan hasil penelusuran, Psikolog UGM Yayi Suryo Prabandari menyebut toxic relationship pada dasarnya merupakan sebuah hubungan yang disalahgunakan dan menimbulkan akibat kurang menyenangkan secara emosional, sosial, fisik bahkan hingga seksual.

Hubungan ''beracun'' ini menurut Yayi bisa menyebabkan pasangan menderita gangguan kesehatan mental seperti cemas berlebih, stres, masalah kepercayaan hingga trauma. Untuk itu, tentunya toxic relationship ini jangan sampai terjadi dalam sebuah hubungan.

Tapi nampaknya, beberapa waktu terakhir berita terkait hubungan pasangan selebritas justru banyak menampakkan  toxic relationship ini. Selebgram Wendy Walters, dalam sebuah wawancara dengan Aktris Luna Maya di channel youtube Luna, dengan gamblang menggambarkan hubungannya dengan sang suami Youtuber Reza Arap yang kini jadi sorotan sebagai  toxic relationship. Wendy pun memilih pisah dengan Reza, sebab menurutnya sudah tak lagi mencapai titik temu yang baik jika hubungan terus berlanjut.

Hal senada juga dialami, pedangdut Lesti Kejora. Bahkan hubungannya dengan sang suami, Rizky Billar, mengarah pada kekerasan dalam rumah tangga. Billar disebut-sebut melakukan perselingkuhan hingga kekerasan fisik kepada Lesti. Meski selama ini digadang-gadang sebagai pasangan serasi, Lesti akhirnya berani angkat bicara soal kekerasan yang dilakukan Billar terhadap dirinya. Melaporkannya ke pihak berwenang bahkan ditempuh Lesti demi memberi efek jera bagi sang suami.

Apa yang terjadi pada Wendy dan Lesti, mungkin juga dialami banyak pasangan di negeri ini. Namun, tak banyak yang berani mengambil langkah seperti keduanya. Berhenti meneruskan hubungan beracun atau berani mengakui bahwa hubungan mereka dalam masalah. Banyak yang masih terjebak pada hubungan beracun dan berharap pasangannya yang toxic mungkin suatu saat akan berubah. Atau ada juga yang mungkin tak punya kemampuan dan keberanian untuk berhenti dari hubungan beracun tersebut.

Padahal, seperti para ahli psikologi mengatakan, hubungan beracun tentu akan berdampak besar pada kesehatan mental mereka yang mengalaminya. Terlebih, dalam sebuah rumah tangga tentu hubungan beracun antara ayah dan ibu akan berdampak langsung pada kesehatan mental anak.

Bukan tak mungkin, nantinya anak akan mengalami hubungan beracun juga dengan pasangannya kelak. Lebih parahnya lagi, tak menutup kemungkinan anak akan mengalami gangguan kesehatan mental akibat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga yang tak sehat secara mental.

Di momen Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, yuk terus tingkatkan kesadaran kita akan kesehatan mental. Ada banyak cara bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental kita, seperti berolahraga, makan makanan bergizi, rutin relaksasi, dan terpenting bicaralah dengan seseorang yang dipercaya jika memiliki masalah.

Please, jangan mengabaikan soal kesehatan mental. Jangan menunggu hingga jatuh korban. Jangan pula abai akan sekitar, siapa tahu ada yang butuh bantuan. Jika butuh bantuan, jangan ragu menghubungi tenaga ahli profesional terkait kesehatan mental.

Happy World Mental Health Day!

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement