REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Gina Anindyajati mengatakan ekosistem kampus perlu memiliki kepekaan terhadap risiko bunuh diri yang bisa menyerang mahasiswa. Mereka diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam mencegah kasus bunuh diri.
"Pihak kampus perlu mengembangkan kepekaan terhadap risiko bunuh diri yang cukup tinggi pada populasi remaja usia transisi," kata dr Gina dalam keterangan yang diterima Antara, Jumat (14/10/2022).
Dr Gina mengatakan ada begitu banyak adaptasi yang perlu dilakukan oleh mahasiswa selama menjalani kehidupan kampusnya. Untuk itu, perlu juga disiapkan sistem dukungan yang mumpuni oleh kampus.
Lebih lanjut, dr Gina mengatakan, mengembangkan kampus yang aman dan nyaman, baik secara fisik maupun mental, juga dirasa penting. Dengan begitu, para peserta didik dapat terbebas dari risiko berbagai risiko kekerasan, yang merupakan hal lain yang menjadi faktor risiko utama masalah kesehatan jiwa.
Selain itu, dr Gina juga mengatakan tiap kampus perlu memiliki sistem pendampingan berlapis, mulai dari pendampingan sebaya, mentor akademik, hingga layanan kesehatan jiwa formal. Ia menyerukan agar setiap kampus memiliki program layanan kesehatan mental yang dapat diakses secara bebas oleh mahasiswa mulai dari pembekalan saat maba (mahasiswa baru) maupun pendampingan selama masa kuliah.
"Lalu, (kampus) bekerja sama dengan stakeholders terkait untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan meminimalkan akses kepada alat yang berisiko digunakan untuk mengakhiri hidup," tutur psikiater dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.