Sabtu 15 Oct 2022 08:00 WIB

Elon Musk Diperiksa Terkait Kasus Akuisisi Twitter

Elon Musk diselidiki atas tindakannya sehubungan akuisisi Twitter.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Nora Azizah
CEO Tesla Motors, Inc. Elon Musk berbicara di Paris Pantheon Sorbonne University sebagai bagian dari COP21, Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Paris.
Foto: AP Photo/Francois Mori
CEO Tesla Motors, Inc. Elon Musk berbicara di Paris Pantheon Sorbonne University sebagai bagian dari COP21, Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Tesla, Elon Musk, sedang diperiksa oleh pemerintah federal ditengah proses hukumnya dengan perusahaan Twitter. Namun, tidak disebutkan masalah apa yang diselidiki dan otoritas federal mana yang memeriksa Musk.

"Elon Musk saat ini sedang diselidiki oleh otoritas federal atas tindakannya sehubungan dengan akuisisi Twitter," kata pengacara Potter Anderson Corroon LLP yang mewakili Twitter, dikutip dari laman People, Sabtu (15/10/2022).

Baca Juga

"Melalui penasihat, dia telah bertukar korespondensi substantif dengan pihak berwenang mengenai penyelidikan mereka. Twitter menginginkan dokumen-dokumen itu, karena mereka menanggung isu-isu utama dalam litigasi ini," imbuhnya.

Dalam pengajuan pengadilan yang dibuat pada 6 Oktober 2022 kepada hakim Negara bagian Delaware, Twitter meminta agar pihak Musk memeberikan dokumen komunikasi antara pendiri Tesla dan agen federal. Surat-surat itu dirilis pada Kamis (13/10/2022).

Twitter menambahkan bahwa mereka telah meminta korespondensi selama berbulan-bulan. Tetapi tidak berhasil dan sekarang ingin hakim turun tangan.

Selain itu, pada 6 Oktober 2022 hakim menghentikan sementara proses pengadilan antara kedua belah pihak yang akan membiarkan Twitter dan Musk menyelesaikan kesepakatan mereka. Sedangkan bulan lalu, tim hukum Musk mengeluarkan 'log hak istimewa'. Termasuk draf email ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) serta presentasi ke Komisi Perdagangan Federal (FTC).

"Permainan 'sembunyikan bola' ini harus diakhiri," bunyi pengajuan itu.

Pada bulan April, pemegang saham Twitter, Marc Bain Rasella mengklaim investor kehilangan keuntungan karena terlalu lama menunggu Musk untuk mengumumkan pembelian 9,2 persen sahamnya di perusahaan media sosial itu. SEC juga mempertanyakan mengapa Musk bermaksud menjadi pemegang saham pasif. Namun, ia kemudian dilaporkan kembali sebagai investor aktif.

Dalam sebuah pernyataan, salah satu pengacara Musk, Alex Spiro mengatakan, eksekutif Twitter berada di bawah penyelidikan federal. "Penyesatan ini dikirim oleh Twitter untuk mencoba dan mengungkap kesalahan mana dari berbagai macam mereka yang sedang diselidiki," ujarnya.

Penyelidikan terhadap Musk menandai babak baru dalam beberapa bulan terakhir bolak-balik antara perusahaan media sosial dan pengusaha miliarder yang mengumumkan rencananya untuk mundur dari perjanjiannya. Namun kemudian, ia membeli Twitter kembali pada bulan Juli.

Pengumuman itu muncul setelah Musk mengirim surat ke Twitter. Dalam surat itu, dia mengusulkan untuk mengakuisisi platform Twitter dengan harga asli yang ia setujui dengan membayar pada 44 miliar dolar Amerika Serikat pada April.

Musk mengambil langkah itu setelah tim hukumnya merasa dia akan kalah jika kasus itu akhirnya dibawa ke pengadilan. Perdagangan saham Twitter dihentikan tak lama setelah laporan tentang kesepakatan yang diusulkan menaikkan harga saham perusahaan hampir 13 persen.

Twitter meluncurkan gugatan terhadap Musk, berharap untuk 'memaksa' dia menindaklanjuti dengan akuisisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement