REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah onkologi dr. Erwin Danil Yulian, Sp.B(K)Onk mengatakan, tanda benjolan antara kista dan kanker payudara pada dasarnya memiliki perbedaan. Namun, terkadang sulit dibedakan bagi masyarakat awam yang melakukan pemeriksaan fisik sendiri.
"Tidak terlalu mudah untuk awam untuk membedakan. Maka setiap ada benjolan, apakah ke arah kista atau tumor payudara, sebaiknya diperiksakan ke fasilitas kesehatan," kata dokter dari RSUPN Cipto MangunkusumoJakarta itu dalam diskusi virtual diikuti di Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Ia mengatakan, pasien kista paling sering mengeluhkan nyeri, sementara kanker payudara jarang sekali terasa nyeri. Kemudian pada saat menstruasi, kista akan terasa semakin nyeri dan benjolan terasa semakin membesar karena berhubungan dengan faktor hormonal.
Selain itu, kista merupakan benjolan yang berisi cairan sementara benjolan pada tumor atau kanker umumnya padat. Kanker payudara sendiri pada dasarnya merupakan tumor yang bersifat ganas. Biasanya tumor payudara tumbuh dari kelenjar atau saluran air susu, atau bisa pula dari jaringan penunjang lain di sekitarnya.
"Kalau kanker payudara itu biasanya benjolannya padat, keras, permukaannya tidak rata, jadi tidak bulat. Kalau kista itu bulat, kalau itu tidak bulat dan yang sudah agak lanjut, itu tidak bisa digerakkan," kata Erwin.
Ia menjelaskan, tidak semua kista dapat berbahaya, yaitu kista yang tidak berpotensi menjadi kanker yang hanya berisi cairan dalam jumlah banyak. Namun ada pula kista kompleks yang berisi cairan namun berubah semakin padat dan kondisi ini harus diperiksakan lebih lanjut.
Erwin mengatakan, tidak semua tanda benjolan dapat mengarah pada kanker payudara mengingat ada pula tumor yang bersifat jinak atau tidak ganas. Oleh sebab itu, ia mengimbau agar seseorang yang menemukan benjolan di payudara tak perlu langsung takut, justru disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat diketahui apakah benjolan termasuk jinak atau ganas.
Gejala lain kanker payudara yang perlu diwaspadai, kata Erwin, yaitu cairan yang keluar dari puting dengan warna tidak lazim seperti warna darah atau coklat serta puting tampak tertarik ke dalam. Pada beberapa kasus yang lebih lanjut, terjadi perubahan kulit pada payudara yang menjadi menebal seperti kulit jeruk.
"Untuk nyeri, tidak selalu ada nyeri pada benjolan ataupun kanker payudara sehingga kadangkala pasien merasa tidak ada apa-apa karena tidak nyeri dan tidak ada keluhan lain," kata Erwin.
Menurut Erwin, gejala utama kanker payudara memang berupa kemunculan benjolan. Mengingat hal tersebut, ia pun mengimbau para perempuan rutin mengecek payudaranya sendiri setidaknya satu bulan sekali setelah menstruasi atau sesering mungkin jika sudah menopause.