REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan produk jamu herbal guna mewujudkan hasil ternak yang memuaskan. Produk ini telah disebarkan ke berbagai Komunitas Pesantren Teknologi Tempat Guna (TTG) dan peternak kecil dan skala sedang serta koperasi.
Anggota tim, Wahyu Widodo mengatakan, produk jamu herbal ini memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bubuk. Meskipun lebih terjangkau, mutu produksinya juga tidak kalah dengan yang lain.
Wahyu menjelaskan, produk ini sengaja dibuat karena jamu herbal untuk ternak sangat mahal. Hal inu karena adanya pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Selain itu, jamu ini dinilai sangat efektif untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak. Hal ini terutama dalam proses penyembuhan sapi perah yang terlihat gerhasil. "Produk bubuk dan jamu herbal siyuna ini bisa digunakan untuk unggas maupun ruminan,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Senin (17/10/2022).
Sementara itu, Dosen UMM Imbang Dwi Rahayu menjelaskan, jamu herbal mengandung antibakteri alami. Hal ini berarti terdapat senyawa aktif dalam tumbuhan yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Selain itu juga berfungsi untuk merusak membran sel pathogen dan modifikasi permukaan sel-sel patogen, mempengaruhi sifat hidrofobik, sehingga menurunkan kapasitas keganasan.
"Pun dengan upaya merangsang sistem kekebalan tubuh, melindungi mukosa usus, serta meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan," jelasnya.
Menurut dia, jamu herbal organik untuk ternak dengan merek Siyuna ini telah berhasil memberikan harapan baru untuk ternak sehat dan baik dalam meningkatkan produktivitas. Hal inj terutama yang berupa telur dan daging serta memberikan kenaikan produksi susu. Menariknya, program PPUPIK ini juga mendorong terbentuknya kerjasama baik penelitian maupun pemasaran dalam bidang telur, daging, hingga sapi perah
Beberapa wilayah yang sudah dikenalkan produk jamu herbal Siyuna di antaranya Malang Raya, Kabupaten Blitar, Pandaan, Pasuruan, Probolinggo hingga Daerah Bojonegoro. Selain itu khusus untuk ayam kampung, telah dibentuk outlet-outlet ayam kampung sehat.
Inovasi produk cair yang menjadi produk baru dan unggul telah disosialisasikan sejak Oktober ini. Bahkan juga sudah merintis kerjasama dengan Kube Pengembangan Sapi Perah (PSP), CV Maju Mapan Desa Kemiri Kecamatan Jabung, dan sederet lainnya. Hal itu dilakukan untuk melebarkan jangkauan pemasaran dari jamu herbal ini sekaligus menyebarkan manfaat yang dikandungnya.
Secara khusus program ini juga melibatkan maahasiswa baik untuk Praktek Usaha Peternakan (PUP), Kuliah Kerja Nyata (KKN), serta mahasiwa yang berbais Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ada pun tim itu diketuai oleh Adi Sutanto dan diisi oleh Wahyu Widodo sebagai ahli pakan, Imbang Dwi Rahayu, Tri Sakti Handayani, dan Aprilia Devi Anggraeni.