REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa bulan menuju pengujung 2022, sebagian wisatawan sudah merencanakan perjalanan liburan akhir tahun. Hal tersebut terungkap dari survei internal yang dilakukan oleh platform perjalanan dan gaya hidup Traveloka pada September 2022.
Sejumlah 70 persen pengguna Traveloka merencanakan liburannya dalam waktu dekat. Sebanyak 75 persen pengguna telah merencanakan perjalanan liburan domestik dengan destinasi tujuan terfavorit seperti Bandung, Yogyakarta, dan Bali.
Didorong oleh pandemi, staycation menjadi salah satu tren wisata yang digemari dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Staycation kini memiliki arti lebih luas, dari sekadar liburan di dalam kota menjadi short getaway (liburan singkat) sambil menikmati fasilitas yang ada di akomodasi.
Chief marketing officer Traveloka, Shirley Lesmana, mencatat pertumbuhan tren staycation terus meningkat popularitasnya dalam enam bulan terakhir. Dia menyampaikan, itu sejalan dengan Google Year in Search Indonesia 2021 yang melaporkan hasil penelusuran staycation di Google meningkat hingga 85 persen.
Hal serupa juga terefleksikan pada data internal Traveloka, yakni staycation yang dilakukan oleh konsumen Traveloka pada Agustus 2022 di dalam kota naik dua kali lipat dibandingkan dengan 2021. Ada sejumlah kriteria staycation yang digemari konsumen Traveloka.
Mayoritas konsumen senang menginap di akomodasi yang memiliki pemandangan indah serta dekat dengan pusat perbelanjaan dan atraksi wisata. Akomodasi yang memiliki kolam renang lebih disukai, serta yang dilengkapi dengan fasilitas kamar memadai.
"Area sekitar akomodasi dan kelengkapan fasilitas penting karena konsumen akan menghabiskan sebagian besar waktu di dalam atau sekitar akomodasi," ujar Shirley pada acara "Media Luncheon: Traveloka Staycation Week 2022" di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Shirley menegaskan bahwa staycation juga tergantung pada preferensi tiap orang. Bagi pelancong keluarga yang membawa anak-anak, kemungkinan akan mencari fasilitas yang bisa memenuhi kebutuhan rekreasi anak, misalnya area bermain.
Sementara itu, pelancong yang ingin sekaligus menjelajahi lokasi sekitar akomodasi, maka wilayah yang strategis menjadi kunci. Misalnya, memilih untuk menginap di hotel yang lokasinya di tengah kota sehingga bisa berjalan-jalan ke sekitar tempat menginap.