REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Universitas Terbuka (UT) menyampaikan untuk terus mendukung ketahanan pangan di Indonesia melalui berbagai riset dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Rektor UT Ojat Darojat mengatakan, pihaknya bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi membahas tentang masa depan ketahanan pangan di Indonesia.
Ketahanan pangan di Indonesia, menurut dia, perlu untuk terus didukung kalangan civitas akademika, terutama bagi UT yang memiliki mahasiswa dan dosen dengan cakupan area yang luas di berbagai daerah di Indonesia. Dia pun berharap, diadakannya seminar bisa menjadi wadah untuk berbagi kemajuan inovasi dan hasil riset.
"Karena salah satu fungsi perguruan tinggi terkait itu, ini terkait dengan apa yang dijalankan BRIN juga. Yakni membangun ketahanan pangan dengan pengintegrasian teknologi di dalam kegiatan pengembangan ketahanan pangan nasional," kata Ojat dalam kegiatan The Second International Seminar of Science and Technology (ISST) di kampus UT, Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Kamis (20/10/2022).
Ojat berkomitmen untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada berkolaborasi dengan BRIN. Kolaborasi kedua institusi itu untuk membantu penciptaan ketahanan pangan yang memberi manfaat bagi masyarakat.
"Ini penting karena ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tumbuh dan berkembang dan tentu sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek kultur kehidupan, bagaimana itu bisa dicapai, mulai dari bercocok tanam, memanen, pengolahan, hingga sampai dikonsumsi masyarakat dengan teknologi," terang Ojat.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UT, Subekti Nurmawati menambahkan, pihaknya sudah melakukan banyak kerja sama dengan BRIN mengenai riset dan penelitian. Dia menyebut, dalam realisasinya, penelitian mengenai pangan yang dilakukan mahasiswa UT telah banyak diterapkan, baik dalam bentuk aplikasi maupun sistem.
Selanjutnya, dari realisasi itu muncul bibit-bibit wirausaha dalam pengembangan pangan. "Mahasiswa UT pada 2022 berjumlah 21 ribu lebih, ini jadi PR kami, membimbing mahasiswa di berbagai daerah agar mampu berwirausaha. FST membantu cari pendanaan agar mereka lebih maju, sehingga potensi di daerah dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Subekti.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki kekuatan ketahanan pangan. Berbagai riset dan penelitian di bidang pangan juga terus berkembang dan menciptakan inovasi-inovasi baru, termasuk yang lahir dari SDM UT.
"Kami saling tukar SDM. Di BRIN ada enam pusat riset pangan, seperti hortikultura, peternakan, agroindustri, teknik dan proses pangan, dan teknik tepat guna, kami kolaborasi dengan UT apa yang nyambung," tutur Puji.