REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah jantung, toraks dan vaskular dr. Dicky Aligheri memperingatkan masyarakat mewaspadai beberapa gejala terjadi serangan jantung terhadap individu, termasuk nyeri dada ketika melakukan aktivitas. "Ada beberapa symptom yang kita harus waspada yang paling pertama adalah nyeri dada tentunya. Nyeri dada permulaan dirasakan pada saat aktivitas berat," kata Dicky dalam diskusi Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan diikuti virtual di Jakarta, pada Jumat (21/10/2022).
Dokter spesialis dari RSJPD Harapan Kita itu memberikan contoh nyeri juga dapat dirasakan ketika melakukan aktivitas yang normal yang biasanya dilakukan seperti berjalan 100 meter. Tapi ketika mengalami serangan maka aktivitas itu akan menimbulkan sakit di dada.
Tidak hanya itu, sakit dada itu mulai terjadi dalam aktivitas sehari-sehari seperti saat bangun dari tidur atau ketika beraktivitas di kamar mandi. Beberapa gejala lain dari serangan jantung yaitu sesak, yang berarti jantung individu tersebut telah mengalami masalah dan harus segera diperiksa.
"Jadi kalau sudah merasa tidak enak di dada apalagi ada nyeri dada yang biasanya tidak ada dan semakin lama semakin berat sesuai dengan aktivitasnya atau bahkan disertai rasa sesak, kita harus waspada bahwa kemungkinan ada masalah di jantung kita," jelasnya.
Ketika merasakan gejala itu, dia mengingatkan untuk memeriksa diri kepada dokter untuk memastikan penyebab dari nyeri dada yang dirasakan pasien.
"Karena nyeri dada bukan domain jantung saja, ada juga penyakit lain yang mirip keluhannya. Tapi apapun itu semuanya harus diketahui dulu diagnosisnya baru kita manage lebih lanjut," ujar Dicky.