Sabtu 22 Oct 2022 05:15 WIB

Telkomsel Jaga Bumi dengan Daur Ulang Limbah Kartu Perdana

Limbah kartu perdana yang berbahan material plastik diubah menjadi aneka produk

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Penari menunjukkan pavement blocks atau blok trotoar berbahan limbah kartu perdana yang didaur ulang saat peluncuran Telkomsel Jaga Bumi di Kuta, Badung, Bali, Kamis (20/10/2022). Kegiatan tersebut merupakan program inisiatif Telkomsel berkolaborasi dengan platform PlusTik untuk mendaur ulang hasil limbah kartu perdana yang berbahan material plastik seperti kemasan kartu perdana dan cangkang kartu SIM menjadi produk baru non sekali pakai sekaligus mendukung program pembangunan berkelanjutan Pemerintah Indonesia yang menjadi salah satu pembahasan utama pada forum G20.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Penari menunjukkan pavement blocks atau blok trotoar berbahan limbah kartu perdana yang didaur ulang saat peluncuran Telkomsel Jaga Bumi di Kuta, Badung, Bali, Kamis (20/10/2022). Kegiatan tersebut merupakan program inisiatif Telkomsel berkolaborasi dengan platform PlusTik untuk mendaur ulang hasil limbah kartu perdana yang berbahan material plastik seperti kemasan kartu perdana dan cangkang kartu SIM menjadi produk baru non sekali pakai sekaligus mendukung program pembangunan berkelanjutan Pemerintah Indonesia yang menjadi salah satu pembahasan utama pada forum G20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Telkomsel menunjukkan komitmen penerapan prinsip environment, social, and governance (ESG) dengan mendaur ulang hasil limbah kartu perdana yang berbahan material plastik menjadi new nonsingle use product seperti smartphone holder dan pavement blocks.

"Telkomsel sebagai salah satu pelaku industri di Indonesia yang memiliki komitmen dalam menjalankan bisnis secara seimbang dan berkelanjutan turut berperan aktif melalui inisiatif Telkomsel Jaga Bumi dalam mendukung upaya mengurangi dampak masalah lingkungan," kata Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Sakti menuturkan di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat, Indonesia masih terus dihadapkan pada permasalahan lingkungan yang mengancam kehidupan di masa depan. Oleh karena itu, permasalahan atas dampak pengelolaan sampah plastik menjadi perhatian Telkomsel.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat pada tahun 2021 total sampah plastik Indonesia mencapai 11,6 juta ton. Sampah plastik menyumbang sebesar 17 persen dari total sampah nasional yang mencapai 68,5 juta ton.

"Melalui aksi kolaboratif bersama PlusTik, Telkomsel mengambil langkah terdepan untuk menghadirkan solusi atas persoalan limbah plastik di Indonesia. Upaya ini sekaligus menjadi langkah Telkomsel dalam membantu pemerintah, sekaligus dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan yang menjadi salah satu pembahasan utama pada forum G20," tuturnya.

Founder dan CEO PlusTik Reza Hasfinanda menyampaikan pihaknya sangat senang ketika Telkomsel mengajak PlusTik berkolaborasi dalam program Telkomsel Jaga Bumi untuk mengurus sampah plastik. Terutama, sampah bermateri plastik dari produk Telkomsel.

"Sementara yang lain sibuk menyelesaikan masalah botol plastik, kolaborasi ini menunjukkan bahwa Telkomsel benar-benar peduli dan bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang mereka hasilkan," ucap dia.

Smartphone holder hasil daur ulang akan didistribusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk smartphone yang mereka display. Sedangkan produk pavement blocks yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan material untuk kebutuhan renovasi maupun pembangunan fasilitas gedung baru di masa mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement