REPUBLIKA.CO.ID, *Oleh Much Hasan Darojat
Pondok pesantren Darunnajah saat ini memasuki umur yang ke 62 tahun. Perjalanan panjang sebuah institusi pendidikan yang telah malang melintang dengan segudang persoalan, menjadi bekal memimpin lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di kalangan dunia pesantren.
Bertempat di Jakarta, kota yang gemerlap dengan multikulturalisme dan pembangunan infrastruktur tiada henti, Darunnajah adalah kebanggaan lembaga pendidikan Islam di metropolitan. Darunnajah adalah destinasi banyak orang tua untuk mengirimkan putra putrinya untuk dididik menjadi kader bangsa dan agama.
Setelah lama memperjuangkan pendirian universitas, sampailah kami semua kepada hasil yang membahagiakan. Pada tanggal 10 Juni 2022, Darunnajah mendapatkan izin resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk menjalankan kegiatan pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Universitas Darunnajah merupakan cita-cita dari tiga pendiri Pondok Pesantren Darunnajah K.H. Abdul Manaf Mukhayyar, Kol. Pol. Drs. K.H. Kamaruzzaman, dan Drs. K.H. Mahrus Amin, yang menjadi amanat tertulis dalam piagam wakaf tahun 1994.
Mereka menginginkan para alumninya bisa berperan di masyarakat dengan berkontribusi di dalam memecahkan persoalan. Mereka diharapkan mampu menginspirasi banyak orang dengan bekal kecakapan ilmu, hikmah, dan perangai mulia, sebagaimana diajarkan Rasulullah dan orang saleh. Ini adalah cita-cita yang belum tentu bisa dilakukan oleh alumni yang hanya selesai belajar pada tingkatan tarbiyatul muallimin al-islamiyah (TMI) atau aliyah yang belum memiliki bekal analisis, kematangan ilmu, dan kebijaksanaan dalam bertindak.
Para pendiri memulai perintisan universitas dengan mendirikan Ma’had Ali pada tahun 1986. Seiring berjalannya waktu nama Ma’had Ali berubah menjadi Institut Agama Islam Darunnajah (IAID), dengan satu program studi Syari’ah pada tahun 1989.
Dalam perjalannya IAID mengalami perubahan nama menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Darunnajah (STISDA) pada tahun 1990. Perubahan nama ini bersamaan dengan penambahan Program Studi Tarbiyah pada tahun 1993.
Pada tahun 2013, STAIDA telah memiliki tiga konsentrasi pada program studi: Hukum Keluarga Islam, Manajemen Pendidikan Islam, dan Pendidikan Anak Usia Dini. Pihak yayasan terus berupaya mewujudkan cita-cita universitas dengan menambah satu sekolah tinggi di Bogor yang bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA) Bogor. Hal ini diwujudkan pada tahun 2017. Tak berhenti di sini, lembaga juga mengajukan pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi pada tahun 2020 dengan satu program studi administrasi bisnis.
Yayasan Darunnajah beristikharah dan berijtihad menggabungkan lembaga pendidikan tinggi yang ada untuk menjadi Universitas Darunnajah. Alhamdulillah, usaha pengajuan ini terwujud. Universitas ini menawarkan program pendidikan yang progresif: pertama, Fakultas Agama Islam (FAI), mencakup Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Hukum Keluarga Islam (HKI), Pendidikan Islam Usia Dini (PIUD), dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI).
Kedua, Fakultas Bisnis terdiri dari Program Studi Bisnis Digital, Kewirausahaan, dan Administrasi Bisnis.
Ketiga, Fakultas Sains Dan Teknologi yang melingkupi Program Studi Sains Aktuaria, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Sistem dan Teknologi Informasi.
Wakaf sebagai kekhasan
Universitas Darunnajah terus bergerak dengan mengembangkan sistem pesantren berbasis wakaf untuk menjawab tantangan zaman. Hal ini membuktikan kemandirian institusi yang tidak banyak menggantungkan pihak lain terkait dengan pendanaan kelembagaan.
Sebagai Lembaga wakaf milik umat Islam, universitas ini diharapkan menjadi pusat pengembangan keilmuan pada berbagai bidang ilmuan, manajemen, teknologi dan kewirausahaan yang mampu bersaing di tingkat global dan menjadi solusi bagi umat dan bangsa.
Universitas Darunnajah mempertahankan kepesantrenan dengan melestarikan kearifan Islam, yang diharapkan mampu menunjang kegiatan pendidikan dan pengajaran. Nilai-nilai dan prinsip (core values) yang menjadi pegangan lembaga, akan terus dijaga dan menjadi pijakan bagi pengelolaan universitas.
Ini dalam rangka menunjukkan identitas diri ketika berada di tengah ribuan lembaga lain tanpa harus kehilangan arah. Oleh sebab itu, lembaga memiliki motto “Rooted in Tradition, Leading in Education”. Universitas yang berakar dari tradisi pesantren dengan nilai-nilai dan prinsipnya, siap bersaing di dunia global tanpa harus tercerabut dari akarnya. Dengan demikian kelak akan mampu memimpin dan menjadi ikon dunia pendidikan.
Dalam proses pengembangan aset wakaf ini, pihak lembaga mendorong seluruh civitas akademika untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan kampus lain menjalankan tridharma. Tiga dharma itu adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga membuka peluang bagi universitas Darunnajah untuk memberikan kesempatan kepada civitas akademika dalam berbagi ilmu dan pengalaman, terutama yang memiliki visi misi dan rumpun ilmu yang sama. Hasil dari penelitian mereka didorong untuk diterbitkan dalam bentuk buku, monograf, atau artikel pada jurnal-jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional. Besar harapannya akan memberikan manfaat bagi dunia akademik dan non-akademik.
Di tengah perkembangan teknologi dan bonus demografi, Darunnajah mengerahkan segala sumber daya untuk membangun sinergi dan kolaborasi. Kami akan membangun jaringan yang luas dengan berbagai pihak, menjadi daya tawar untuk menjalin kerja sama kepada pihak lain. Kesepakatan-kesepakatan di berbagai aspek telah menghasilkan outcome positif bagi pihak-pihak terkait.
Universitas Darunnajah saat ini telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak diantaranya; Universitas Islam Negeri Bandung, Universitas al-Azhar Indonesia, Coventry University Inggris, Allamah Iqbal Open University Pakistan, Universitas Islam Madinah Saudi Arabia dan lain-lain. Kerjasama ini dituangkan dalam bentuk kegiatan pelatihan, penelitian dan penerbitan, konferensi, seminar, perkuliahan, pertukaran dosen dan mahasiswa.
Universitas Darunnajah dengan program-programnya memberikan yang terbaik bagi pendidikan untuk para mahasiswa. Lembaga ini berperan sebagai agen perubahan untuk menciptakan kader-kader pemimpin umat yang menguasai ilmu agama (mutafaqqih fiddin), berilmu (ulama’), menjadi pemimpin (zua'ama) dan orang-orang kaya (aghniya’), mandiri dan berlandaskan nilai-nilai Islam melalui pendidikan yang bertumpu pada proses dan modernitas.
Besar harapannya, Universitas Darunnajah sebagai aset wakaf umat Islam ini dapat menjadi sumber inspirasi ilmu pengetahuan dan akhlak mulia. Juga menjadi ‘oase’ dan kesejukan batin di tengah persaingan global dan keduniaan.
*Penulis adalah Rektor Universitas Darunnajah