REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Reruntuhan kuno hanya menceritakan sebagian kisah epik pengepungan dan penaklukan yang diceritakan dalam Kitab Suci Ibrani atau kumpulan teks-teks Yahudi kanonikal. Sedangkan para ilmuwan menggunakan teknologi penanggalan baru untuk mengumpulkan peristiwa-peristiwa sejarah dalam melihat seberapa mirip sisa-sisa yang ada dengan yang dijelaskan dalam kitab suci.
Untuk memastikan itu, ilmuwan Hebrew University dan Tel Aviv University menggunakan pembacaan medan geomagnetik kuno yang telah diawetkan dari waktu ke waktu di batu bata lumpur dari situs yang dihancurkan oleh api dan dalam dua koleksi benda keramik. Mereka telah menentukan tanggal sisa-sisa ini lebih akurat.
Metode ini telah digunakan di masa lalu tetapi tidak pernah sejauh ini. "Karena kami memiliki basis data yang sangat besar, kami dapat membandingkan banyak situs berbeda menurut sinyal magnetik dan cara ini mencapai metode penanggalan yang sangat akurat," ujar Yoav Vaknin dari Institut Arkeologi di Tel Aviv University.
Salah satu temuan studi menunjukkan bahwa tentara Hazael bertanggung jawab atas penghancuran beberapa kota termasuk Tel Rehov, Tel Zayit dan Horvat Tevet.
Medan magnet dan aktivitasnya adalah salah satu misteri terbesar yang dihadapi para ilmuwan dan teknologi. Namun Vaknin mengatakan, dalam aplikasi modern ini dapat digunakan untuk memprediksi cara medan magnet akan berubah dan berperilaku di masa depan.