REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya pada orang dewasa, long Covid juga bisa menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan pada anak. Salah satu dampak tersebut adalah kerusakan persisten pada paru.
"Bahkan anak-anak yang telah pulih dari Covid-19 memiliki kerusakan persisten pada paru-paru mereka," jelas Dr Binita Kane dari kelompok ilmuwan Inggris SAGE, seperti dilansir Express, Kamis (27/10/2022).
Studi ini melibatkan 53 orang anak yang pernah terkena Covid-19. Setengah dari anak-anak tersebut telah pulih dari Covid-19 dan setengah lainnya masih mengalami long Covid. Studi ini juga melibatkan sembilan anak sehat yang belum pernah terpapar Covid-19 sebagai kelompok kontrol.
Tim peneliti menemukan adanya kondisi abnormal yang signifikan pada paru-paru semua anak yang pernah terkena Covid-19, baik yang sudah pulih maupun yang masih mengalami long Covid. Akan tetapi, kerusakan paru-paru tampak lebih buruk pada anak-anak yang masih mengalami long Covid.
"(Kerusakan pada paru) disebabkan oleh gumpalan abnormal yang menghambat oksigen masuk ke aliran darah," jelas dr Kane.
Long Covid juga dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular pada anak. Dr Kane mengatakan peningkatan risiko tersebut sudah terjadi saat ini.
Secara umum, gejala long Covid pada anak dan orang dewasa cukup mirip. Beberapa gejala yang kerap dikeluhkan adalah pening, sakit kepala, sesak napas, kelelahan, dan nyeri dada.
Yang tampak cukup membedakan kasus long Covid pada anak dan orang dewasa adalah gejala-gejala neuropsikiatri. Akan tetapi, dr Kane belum bisa memastikan apakah gejala-gejala neuropsikiatri ini didorong oleh long Covid atau proses perkembangan otak anak.
"Ini sesuatu yang jarang ditemukan pada orang dewasa, yang lebih sering mengalami masalah daya ingat atau konsentrasi serta perburukan kesehatan mental yang akut (jangka pendek)," ujar dr Kane.