REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Membangun kebiasaan sarapan dengan gizi seimbang menjadi penting sebagai bagian menjaga kesehatan tubuh. Khususnya bagi tumbuh kembang dan mendukung aktivitas tubuh. Namun, faktanya data dari Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 mendapati 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.
Masih rendahnya angka kecukupan gizi yang didapatkan oleh anak-anak di Indonesia dari sarapannya mendorong Frisian Flag Indonesia untuk menggelar kampanye #JagaDiriKiniDanNanti dan berkolaborasi dengan FOI Connection meluncurkan Gerakan Sarapan Keliling. Gerakan ini menargetkan 1.500 lebih siswa PAUD di Jakarta, Depok, dan Tangerang.
Kampanye ini bertujuan untuk mengajak seluruh keluarga Indonesia agar senantiasa menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan sarapan rutin lengkap dengan susu di pagi hari sebagai bagian dari pola gizi seimbang, serta aktif bergerak setiap hari." Kami meyakini susu mengandung banyak kebaikan, dan sebagai salah satu protein hewani terbaik, susu mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh," kata Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro dalam keterangan tertulisnya Kamis (27/10/2022).
Aksi 1000 Ibu “Gerakan Sarapan Keliling” adalah Gerakan lebih dari 6000 perempuan yang diinisiasi oleh FOI sejak 2020 untuk mendukung pertumbuhan anak unggul melalui pangan dan pendidikan. Kegiatan ini diadakan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia 2022 yang memiliki tema Leave No One Behind, yaitu upaya memerangi kelaparan dan mendekatkan akses pangan yang baik bagi anak-anak di masa depan.
Tahun ini kegiatan Gerakan Sarapan Keliling kolaborasi antara FFI dan FOI Connection berisi kegiatan makan sehat dari kreasi olahan pangan lokal seperti singkong thailand, bolu talas, serta puding pisang, dan minum susu bersama di sekolah. Pangan lokal adalah sumber keragaman pangan untuk pencapaian ketahanan pangan dan gizi keluarga. Sebagai hasil kreativitas budaya dan kearifan lokal, makanan ini dapat meningkatkan ketersediaan beragam makanan bergizi sehingga dapat mengurangi angka kelaparan.
Selain itu, Gerakan Sarapan Keliling akan menggelar kegiatan edukasi pangan lokal kepada anak-anak. Pengenalan pentingnya pangan lokal sejak dini akan membangun kesadaan anak akan pemanfaatan pangan lokal dan dapat berperan aktif menjadi pelopor konsumsi pangan lokal untuk kecukupan nutrisi mereka.
"Dari survei kami pada 2020 di 14 kota dan kabupaten, 27 persen anak-anak berangkat ke sekolah dengan perut kosong, bahkan angkanya mencapai 40-50 persen di daerah padat penduduk. Makanan tambahan yang kita bagikan secara teratur terbukti meningkatkan kehadiran anak-anak itu untuk datang ke sekolah serta menumbuhkan minat belajar yang lebih tinggi," kata Founder Foodbank of Indonesia, M. Hendro Utomo.