Jumat 28 Oct 2022 10:18 WIB

Bukan Cari Untung, Elon Musk Klaim Beli Twitter Demi Umat

Musk memiliki waktu hingga Jumat untuk menyelesaikan pengambilalihan Twitter.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Gambar dari halaman Twitter Elon Musk ini menunjukkan Musk memasuki markas Twitter membawa wastafel melalui area lobi pada Rabu, 26 Oktober 2022 di San Francisco. Musk memposting video pada hari Rabu yang menunjukkan dia berjalan ke markas Twitter menjelang tenggat waktu Jumat untuk menutup kesepakatan senilai $44 miliar untuk membeli perusahaan.
Foto: Twitter page of Elon Musk via AP
Gambar dari halaman Twitter Elon Musk ini menunjukkan Musk memasuki markas Twitter membawa wastafel melalui area lobi pada Rabu, 26 Oktober 2022 di San Francisco. Musk memposting video pada hari Rabu yang menunjukkan dia berjalan ke markas Twitter menjelang tenggat waktu Jumat untuk menutup kesepakatan senilai $44 miliar untuk membeli perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miliader Elon Musk mengklaim dirinya membeli Twitter untuk membantu umat manusia. Dalam sebuah cicitan, Musk mengatakan dia tidak membeli perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak uang.

“Saya melakukannya untuk mencoba membantu umat manusia yang saya cintai,” kata Musk.

Baca Juga

Dia memiliki waktu hingga Jumat (28/10/2022) untuk menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai 44 miliar dolar AS atau Rp 633 triliun atau berisiko diadili.

Tweet yang ditujukan kepada pengiklan Twitter menyatakan bahwa dia telah mengakuisisi perusahaan tersebut. Namun, hingga sekarang belum ada konfirmasi resmi bahwa kesepakatan telah selesai.

Awal pekan ini, Musk menerbitkan video dirinya berjalan ke markas Twitter membawa wastafel. Unggahan itu meningkatkan spekulasi tentang tujuannya untuk perusahaan.

"Memasuki Twitter HQ" tulis Musk. 

Selain kunjungan mendadak, Musk juga memperbarui bio Twitter-nya menjadi "chief twit". Dalam cuitan terbarunya, Musk menjelaskan beberapa tujuannya untuk perusahaan dengan mengatakan bahwa Twitter harus hangat dan ramah untuk semua orang.

Dia ingin peradaban memiliki alun-alun kota digital yang sama. “Twitter tidak bisa menjadi neraka untuk semua orang di mana mereka dapat mengatakan apa pun tanpa konsekuensi,” ujarnya. Menurut Musk, platform harus mematuhi hukum negara.

Oleh karena itu, Musk mengatakan situs media sosial membutuhkan perubahan signifikan. Masih belum jelas apakah Musk bertemu dengan para eksekutif Twitter pada Rabu ketika dia melakukan kunjungan sambil membawa wastafel. Meski begitu, dia mencantumkan lokasi profilnya di kantor pusat Twitter yang terletak di San Francisco.

Dilansir BBC, Jumat (28/10/2022), ketika Musk pertama kali mengungkapkan rencana untuk membeli Twitter, dia mengatakan ingin membersihkan akun spam di platform dan melestarikannya sebagai tempat untuk kebebasan berbicara. Namun, Musk menolak pembelian itu hanya beberapa pekan kemudian dengan alasan kekhawatiran bahwa jumlah akun palsu di platform itu lebih tinggi daripada yang diklaim Twitter.

Para eksekutif Twitter membantah tuduhan itu dengan alasan Musk ingin keluar dari kesepakatan karena nominal harga. Perusahaan akhirnya mengajukan gugatan untuk menahannya dalam kesepakatan dan Musk menghidupkan kembali rencana pengambilalihannya dengan syarat bahwa proses hukum dihentikan. Kesepakatan itu harus diselesaikan pada 28 Oktober atau dia akan menghadapi persidangan atas kontrak tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement