REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, M Ramdhani Yassien, menegaskan, gangguan ginjal akut bisa terjadi pada semua orang yang memiliki ginjal, termasuk anak. Namun, di kasus gagal ginjal akut progresif terjadi karena kerusakan ginjal terjadi sangat cepat namun penyebabnya belum diketahui pasti.
"Pada prinsipnya gangguan ginjal akut bisa terjadi pada semua orang selama orang itu punya organ tubuh ini," ujarnya di konferensi virtual, Selasa (1/11/2022).
Umumnya, dia melanjutkan, terjadi kerusakan ginjal kalau usia pakai sudah panjang yang terjadi pada pasien dewasa. Namun, ia mengingatkan gangguan ginjal juga terjadi pada anak kalau terjadi dehidrasi kekurangan cairan dan mengakibatkan infeksi barat.
Atau bisa juga anatomi saluran kencing si kecil yang berbeda, ada yang bermasalah. Ia menambahkan, sebenarnya penyebab gangguan ginjal akut sudah ada sejak lama.
"Namun, yang jadi masalah gangguan ginjal akut progresif atipikal. Ini yang menjadi isu hangat karena sifatnya progresif alias sangat cepat dan dia belum tahu penyebabnya," katanya.
Ia menambahkan, yang terinfeksi gagal ginjal ini kebanyakan berusia 0 sampai 18 tahun tetapi mayoritas balita. Selain itu, ia mencatat pasien ada riwayat demam atau gejala infeksi dalam 2 pekan terakhir.
Kemudian, oleh dokter penanggung jawab dikatakan bahwa ini adalah gangguan ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya atau etiologinya. Kemudian, tak ada riwayat penyakit ginjal kronis sebelumnya. Tanda terakhir adalah hiper inflamasi. Ia menambahkan, masih banyak yang curiga tetapi belum ada satu tersangka utama penyebab gagal ginjal ini.
"Kemungkinan bisa bakteri, virus, atau bisa juga aktivitas keracunan senyawa etilen glikol, dietilen glikol," ujarnya.
Ia mengakui, etilen glikol memang disebut sebagai salah satu penyebab gangguan ginjal karena jadi salah satu pelarut dan stabilizer obat supaya tidak membeku, tidak menggumpal, dan tahan lama sehingga tidak mudah kadaluwarsa. Ia menambahkan, etilen glikol yang merupakan alkohol yang digunakan sebagai pelarut dan bersifat sangat diserap oleh metabolisme.
Obat-obatan bisa saja mengandung senyawa ini menjadi penyebab gagal ginjal progresif. Terkait obat-obatan ini sebelumnya diteliti dan telah mendapatkan izin edarnya, ia menilai bisa saja dalam perkembangannya terjadi perubahan formulasi. Sehingga, tadinya lolos dari pengawasan pemerintah kemudian jadi tak lolos.
"Jadi, karena belum diketahui (penyebab pastinya) maka harus hati-hati," ujarnya.