REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Miliader dan pemilik Twitter baru Elon Musk berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) setengah jumlah karyawan. Kabar tersebut disampaikan oleh narasumber yang tidak diketahui namanya kepada Bloomberg pada Rabu (2/11/2022).
Menurut dia, jumlah karyawan perusahaan akan berkurang 3.700 orang, menyisakan sekitar 3.800 pekerja untuk menjalankan operasinya. Karyawan yang terkena dampak dilaporkan akan diberitahu pada Jumat dan diberikan pesangon 60 hari meskipun persyaratan keluar yang tepat belum dikonfirmasi.
Musk bersama timnya membuat daftar PHK dengan peringkat karyawan sesuai kontribusi mereka pada Twitter. Langkah untuk memangkas tenaga kerja tampaknya merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi biaya operasional Twitter saat Musk mencari cara untuk meningkatkan laba perusahaan.
Dilansir Digital Trends, Kamis (3/11/2022), kabar PHK datang hanya beberapa hari setelah Musk menutup kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS. Salah satu tindakan pertamanya sebagai kepala perusahaan adalah memberhentikan para petinggi Twitter, yaitu CEO dan chief financial officer, serta seluruh dewan direksi.
Laporan pada akhir bulan lalu menyarankan Musk dapat memberhentikan sebanyak tiga perempat tenaga kerja. Kabar itu mendorong sejumlah karyawan menulis surat terbuka. Mereka menilai, tindakan Musk dalam melakukan PHK merupakan tindakan yang ceroboh.
Dalam surat itu juga, mereka meminta Musk untuk mempertahankan karyawan yang bekerja saat ini, baik yang bekerja ke kantor atau bekerja dari jarak jauh. Twitter mengatakan pada puncak pandemi bahwa beberapa anggota staf dapat bekerja dari rumah selamanya jika mereka mau. Surat itu ditandatangani pekerja Twitter meskipun tidak diketahui jumlah karyawan yang mencantumkan nama mereka.