REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak momen bersejarah yang tercipta pada Piala Dunia 2014 di Brasil. Bagi yang menyaksikan ajang tersebut, bakal sulit melupakan kekalahan telak 1-7 Selecao dari Jerman.
Tersingkirnya Spanyol juga menjadi cerita tersendiri. La Roja yang berstatus juara bertahan, masuk kotak alias pulang lebih awal. Berikutnya, Der Panzer mengukuhkan diri sebagai negara Eropa pertama yang menjadi kampiun di benua Amerika.
Demikian beberapa contoh kisah sensasional di level tim. Lalu bagaimana dengan catatan individu? Adakah yang meninggalkan kesan manis selama turnamen di negeri samba berlangsung?
Aksi James Rodriguez patut menjadi sorotan. James yang kala itu berusia mendekati 24 tahun, menjadi pemimpin di lini depan Kolombia. Absennya Radamel Falcao nyaris tak terasa.
James membawa negaranya melaju ke perempat final. Sayang, langkah mereka dihentikan Brasil. Pada akhir pertandingan, perasaannya campur aduk antara kecewa dan rasa bangga.
"Laki-laki juga bisa menangis, tetapi saya akan kembali ke negara saya dengan bahagia, Tim hebat telah lahir. Saya menangis karena kami memberikan semua yang kami miliki dalam diri kami," kata pria kelahiran Cucuta ini, dikutip dari bleacherreport.com.
Ia tak asal bicara. Kolombia saat itu bak sebuah timnas di sebuah generasi emas. Selain dirinya, ada jugador mentereng seperti Jackson Martinez hingga Juan Cuadrado. Sejak babak penyisihan, mereka melaju mulus.
La Tricolor meraih poin sempurna di Grup C. Yunani, Pantai Gading serta Jepang menjadi sasaran amukan skuat polesan Jose Pakerman. James sedikit lebih bersinar dibanding rekan-rekannya.
Ia konsisten mengoyak jala para pesaing di Grup C. Timnya melaju ke babak 16 besar berhadapan dengan Uruguay. Duel berlangsung di Estadio Maracana, Rio De Janiero pada 28 Juni 2014.
James kembali membuat perbedaan. Ia dua kali menggetarkan jala lawan. Gol pembukanya, ke gawang La Celeste dikenang sepanjang masa.
Pada menit ke-28, setelah mendapat umpan lambung dari rekannya, ia mengontrol bola dengan dada. Setelahnya ia melepaskan tendangan voli kaki kiri yang tak mampu diantisipasi Fernando Muslera.
"Gol pembukanya melawan Uruguay pada babak 16 besar turnamen tersebut, menjadi momen pertama kali ia muncul sebagai fenomena dunia sepak bola," tambah laporan dari bleacherreport.com.
James belum berhenti. Pada putaran berikutnya, ia mencetak gol ke gawang Selecao. Sayang, timnya kalah 1-2.
Di akhir turnamen, ia mendapat sepatu emas sepatu emas. Total ia mengoyak jala lawan dalam enam kesempatan. Berjalannya waktu, gol James di Maracana memenangkan penghargaan FIFA Puskas Award pada 2014.