Jumat 04 Nov 2022 12:56 WIB

Mengenal Apa Itu Bom Kotor, Ini Bedanya dengan Bom Atom

Walau mengandung unsur radioaktif, bom kotor bukan bom atom.

 Seorang polisi mengamankan pompa bensin yang rusak setelah serangan rudal di Dnipro, Ukraina, 25 Oktober 2022. Dua orang, termasuk seorang wanita hamil, tewas dalam pemboman Rusia, kata Gubernur regional Valentyn Reznichenlo. Pasukan Rusia pada 24 Februari memasuki wilayah Ukraina, memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Seorang polisi mengamankan pompa bensin yang rusak setelah serangan rudal di Dnipro, Ukraina, 25 Oktober 2022. Dua orang, termasuk seorang wanita hamil, tewas dalam pemboman Rusia, kata Gubernur regional Valentyn Reznichenlo. Pasukan Rusia pada 24 Februari memasuki wilayah Ukraina, memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan lalu, para pihak yang berperang di Ukraina saling tuding, lawan merencakan pengerahan "bom kotor". Namun, apa sebetulnya bom itu? Apakah ini bom jenis baru? Sedahsyat apa daya rusaknya? Adakah negara yang sudah menggunakannya?

Mulanya isu "bom kotor" ini mencuat sebagai bagian perang propaganda dari Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang menuding Ukraina merencanakan pengerahan bom kotor. "Kyiv merencanakan serangan bom semacam itu, untuk melemahkan moral tempur pasukan Rusia dan mendiskreditkan pimpinan di Moskow," ujar Shoigu.

Baca Juga

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara tegas menolak tudingan ini. Bantahan Kyiv mendapat dukungan sejumlah pimpinan negara Barat. Mereka bahkan balik menuduh Moskow dan mengatakan justru Rusia yang merencanakan serangan bom kotor semacam itu.

Apa sebenarnya bom kotor itu?

Bom kotor sejatinya bukan senjata baru. Ini adalah bom atau senjata konvensional yang dibubuhi material radioaktif. Unsur radioaktif yang digunakan adalah yang biasanya dimanfaatkan dengan pengawasan ketat untuk kepentingan medis, industri pengawet bahan makanan, atau untuk pengujian material.

Bom kotor semacam itu bisa digunakan kelompok teroris untuk melakukan aksinya. Tahun 2003 silam, polisi di ibu kota Georgia, Tiblisi dan di ibu kota Thailand, Bangkok dalam waktu hampir bersamaan membongkar dan melakukan penyitaan pasokan ilegal dua unsur radioaktif, yakni Cesium dan Strontium yang biasanya digunakan untuk kepentingan medis. Dua unsur radioaktif ini bisa dibuat sebagai material pembuatan bom kotor.

Walau mengandung unsur radioaktif, bom kotor bukan bom atom. "Bom ini tidak memicu reaksi berantai nuklir, yang melepas ledakan dahsyat. Juga tidak tercipta gelombang panas dan tekanan tinggi, serta radiasi neutron yang mematikan, yang bisa menyebar dalam radius sangat luas jika terbawa angin dan hujan," kata Wolfgang Richter, kolonel purnawirawan Bundeswehr dan anggota kelompok riset politik keamanan pada yayasan ilmu pengetahuan dan politik SWP kepada DW.

sumber : DW
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement