Jumat 04 Nov 2022 16:36 WIB

Astronom Temukan Ledakan Cahaya Paling Terang yang Pernah Terdeteksi, Apa Itu?

Kilatan ini berasal dari sebuah peristiwa yang terjadi 2,4 miliar tahun cahaya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Penampakan sinar gamma. ilustrasi. Kini ilmuwan seluruh dunia mengamati ledakan cahaya paling terang yang pernah terdeteksi.
Foto: missionscience.nasa.gov
Penampakan sinar gamma. ilustrasi. Kini ilmuwan seluruh dunia mengamati ledakan cahaya paling terang yang pernah terdeteksi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para astronom mengamati kilatan cahaya paling terang yang pernah dilihat. Kilatan ini berasal dari sebuah peristiwa yang terjadi 2,4 miliar tahun cahaya dari Bumi. Kilatan ini kemungkinan dipicu oleh pembentukan lubang hitam. 

Ledakan sinar gamma, bentuk radiasi elektromagnetik paling intens-pertama kali terdeteksi oleh teleskop yang mengorbit pada 9 Oktober 2022. Pancarannya masih diawasi oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Baca Juga

Ahli astrofisika Brendan O’Connor mengatakan kepada AFP, dilansir dari Japan Today, Ahad (16/10/2022), bahwa ledakan sinar gamma yang berlangsung ratusan detik, seperti yang terjadi, diperkirakan disebabkan oleh kematian bintang masif lebih besar dari 30 kali lebih besar dari Matahari kita.

Bintang itu meledak dalam supernova, runtuh ke dalam lubang hitam, kemudian materi terbentuk dalam piringan di sekitar lubang hitam, jatuh ke dalam, dan dimuntahkan dalam pancaran energi yang bergerak dengan kecepatan 99,99 persen kecepatan cahaya.

Kilatan itu melepaskan foton yang membawa rekor energi 18 teraelektronvolt (18 dengan 12 nol di belakangnya). Keluaran ini telah berdampak pada komunikasi radio gelombang panjang di ionosfer Bumi.

“Ini benar-benar memecahkan rekor, baik dalam jumlah foton, dan energi foton yang mencapai kita,” kata O'Connor, yang menggunakan instrumen inframerah pada teleskop Gemini South di Chili untuk melakukan pengamatan baru pada Jumat (14/10/2022) pagi.

“Sesuatu yang cerah ini, di dekat sini, benar-benar peristiwa sekali dalam satu abad,” tambahnya.

Penelitian sinar gamma pertama kali dimulai pada 1960-an ketika satelit Amerika Serikat (AS) yang dirancang untuk mendeteksi apakah Uni Soviet meledakkan bom di luar angkasa dan akhirnya menemukan ledakan seperti itu yang berasal dari luar Bima Sakti.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement