REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi (konsultan) Aditya Wardhana mengingatkan orang tua untuk menjauhkan air panas dari jangkauan anak-anak. Sebab, air panas terpantau menjadi penyebab nomor satu luka bakar pada anak.
"Meskipun ada penyebab yang lain, tapi air panas ini masih mendominasi (kasus luka bakar pada anak)," kata dr Aditya yang juga konsultan bedah plastik dan rekonstruksi dalam webinar HUT 103 RSCM yang ditayangkan melalui Youtube RSCM, dikutip Ahad (6/11/2022).
Aditya menyampaikan berdasarkan data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dari tahun 2012-2022, air panas menjadi penyebab utama luka bakar pada anak dengan persentase 32,4 persen. Berikutnya ialah kasus luka bakar terkait api dengan 29,1 persen, ledakan gas 15,8 persen, zat kimia 11,3 persen, dan 6,4 persen penyebab lainnya.
Menurut dr Aditya, di luar negeri kasus luka bakar pada anak penyebabnya juga sama. Rata-rata terjadi di kamar mandi terkait penggunaan shower air panas.
"Di Indonesia, air panas dituangkan dalam ember, anaknya bangun lihat ember isi air, anak-anak cenderung senang bermain air, namun ternyata airnya itu panas," tutur dr Aditya.
Lebih lanjut, dr Aditya mengingatkan untuk berhati-hati dengan dispenser dengan tuas warna biru merah. Warna merah disebutnya menarik perhatian anak-anak.
"Itu dipencet, keluar panas, dan terjadi luka bakar," ucapnya.
Jika anak mengalami luka bakar akibat air panas, dr Aditya meminta para orang tua segera mengaliri luka dengan air mengalir selama 20 menit. Lalu, utup permukaan luka bakar tersebut dengan kain bersih dan segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
Dr Aditya menuturkan bahwa masyarakat kerap menganggap enteng luka bakar dan hanya memberi salep lalu baru ke rumah sakit ketika sudah timbul komplikasi. Akibat dari luka bakar tersebut pun bisa memburuk menjadi keloid, parut dan kontraktur, serta hipertropik.
"Apapun penyebabnya, segera lakukan pertolongan pertama dan segera ke rumah sakit terdekat," tuturnya.
Sementara itu, penyebab luka bakar pada dewasa didominasi oleh ledakan kebocoran kompor gas dengan persentase 46,8 persen. Penyebab lainnya ialah api sebanyak 26,2 persen, listrik 13,3 persen, zat kimia 5,6 persen, dan air panas 8,1 persen.