Selasa 08 Nov 2022 05:44 WIB

Waspadai 7 Modus Penipuan Saat liburan di Thailand

Thailand menawarkan banyak hal menarik untuk liburan.

Salah satu daerah wisata di Phuket, Thailand
Foto: Phuket.net
Salah satu daerah wisata di Phuket, Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thailand merupakan salah satu destinasi luar negeri yang paling sering dikunjungi turis asal Indonesia. Selain jarak yang terjangkau, Negeri Gajah Putih ini menawarkan banyak hal menarik yang bisa menjadikan momen liburan Anda menyenangkan.

Anda bisa bertualang ke Lumphini Park jika ingin istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan danau berlatar gedung-gedung tinggi di Bangkok.

Baca Juga

Selain itu, ada pula Bangkok Art and Culture Centre, tempat pameran dan pertunjukan seni kontemporer yang besar dan modern dengan kafe, toko buku serta perpustakaan.

Referensi destinasi menarik lainnya, yaitu kuil Buddha Wat Phra Kaew, Phu Khao Thong, Pasar Akhir Pekan Chatuchak, Pecinan Bangkok, MOCA Bangkok, Safari World, Artist's House, Bang Tao Beach hingga Wat Rong Khun.

Meski demikian, Anda patut mewaspadai modus-modus penipuan yang biasanya mengincar para turis selama liburan di Thailand. Berikut adalah tujuh modus penipuan turis dan cara menghindarinya dikutip dari siaran resmi Pegipegi:

 

Memberi makan burung

Meski umum terjadi di destinasi wisata di berbagai negara, Anda juga harus jeli akan modus ini. Jika berada di kawasan Grand Palace di Bangkok, Anda mungkin akan ditawari oleh seseorang sekantung kecil jagung secara cuma-cuma dan mempersilakan Anda untuk memberi makan burung-burung merpati di sana.

Jika terjadi, Anda lebih baik menolak tawaran tersebut karena nantinya pelaku akan meminta bayaran pakan jagung tersebut dengan harga yang sangat mahal.

Pejabat pariwisata palsu

Apabila sedang mencari kereta, bus, atau transportasi umum lainnya, bisa saja Anda dihampiri oleh orang yang mengaku merupakan seorang petugas atau pejabat dari otoritas pariwisata Thailand.

Biasanya, mereka memberikan informasi palsu kepada turis bahwa transportasi yang ingin digunakan sudah penuh. Mereka akan menawarkan alternatif kendaraan lain dengan harga diskon.

Turis yang terjebak, secara tidak langsung menggunakan kendaraan yang sudah rusak atau tidak laik digunakan dan terlanjur harus membayar ekstra. Sekadar info, pejabat pariwisata di Thailand tidak pernah memiliki toko atau berada di jalanan menawarkan hal-hal tertentu kepada turis.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement