Selasa 08 Nov 2022 05:33 WIB

Tingkat Kesehatan di Indonesia Harus Dibarengi Transformasi Kesehatan Digital

Transformasi kesehatan digital harus dibangun untuk meningkatkan sistem kesehatan.

Perwakilan cabang Asia Tenggara dan program kesehatan global PATH mengadakan rapat strategis dan symposium dengan mitra pemerintah, lokal, dan internasional di Jakarta pada 31 Oktober-5 November 2022. Transformasi kesehatan digital harus dibangun untuk meningkatkan sistem kesehatan.
Foto: Istimewa
Perwakilan cabang Asia Tenggara dan program kesehatan global PATH mengadakan rapat strategis dan symposium dengan mitra pemerintah, lokal, dan internasional di Jakarta pada 31 Oktober-5 November 2022. Transformasi kesehatan digital harus dibangun untuk meningkatkan sistem kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pertemuan G20 di Bali, yang akan berfokus pada tiga pilar utama, Arsitektur Kesehatan Global, Transisi Energi Berkelanjutan, dan Transformasi Digital, PATH mengumpulkan pemimpin kesehatan publik dan pemangku kepentingan kunci di Indonesia untuk memahami tantangan dan peluang melakukan inovasi dan mendigitalisasi layanan kesehatan.

Perwakilan cabang Asia Tenggara dan program kesehatan global PATH mengadakan rapat strategis dan symposium dengan mitra pemerintah, lokal, dan internasional di Jakarta pada 31 Oktober-5 November 2022 untuk mengidentifikasi jalur untuk memobilisasi sumber daya dan kepakaran penting untuk memperkuat sistem kesehatan yang resilien, berkelanjutan, dan inovatif secara digital di negara ini untuk memenuhi kebutuhan individu dan komunitas.

Dengan dinamika hubungan negara ini dengan negara dan wilayah tetangga, pengaruh global, memperbaiki hasil kesehatan di Indonesia tidak hanya akan mempengaruhi komunitas berbudaya dan sosial beragam, tapi juga berkontribusi dalam memberikan cetak biru berbasis bukti untuk solusi kesehatan di skala lebih besar dan di sistem yang lebih luas.

Dengan serangkaian rapat kemitraan ini, PATH juga mengadakan simposium berjudul “PATH Indonesia menuju inovasi dan digitalisasi kesehatan publik”. Simposium ini mengumpulkan perwakilan bidang terkait di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, institusi Kesehatan masyarakat, pemimpin Kesehatan provinsi, sektor kesehatan swasta, organisasi lokal, dan pemangku kepentingan internasional.

Di acara ini, peserta dapat berbagi pengalaman dan kepakaran dari upaya yang sudah pernah dilakukan, mendiskusikan prioritas kesehatan jangka pendek dan panjang Indonesia, dan berkontribusi dalam hal kepemimpinan pikiran untuk memperkuat sistem kesehatan dan pendanaan Indonesia demi dapat melibatkan komunitas dengan lebih baik.

"Hasil kesehatan yang meningkat di Indonesia akan sangat bergantung pada upaya terkoordinasi dan kolaboratif dari pemerintah dan mitra untuk menyesuaikan prioritas, kebutuhan, dan investasi, untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya perubahan, dan mengalokasikan sumber daya yang cukup demi transformasi kesehatan digital," kata Dr. Nabeel Goheer, Chief PATH untuk Asia, Timur Tengah dan Eropa dalam rilisnya, Senin (8/11/2022).

Ini bukan kesempatan pertama PATH menjalin keterlibatan dengan pemangku kepentingan kunci di sistem kesehatan Indonesia. PATH memiliki sejarah bekerja di negara ini sejak tahun 1980-an dan telah bekerja dengan Kementerian Kesehatan Indonesia untuk mengenalkan vaksin Japanese Encephalitis di program imunisasi rutin di negara ini, meningkatkan akses dan pilihan tes HIV, mengakselerasi akses pada dan pemberian teknologi kesehatan baru untuk tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis terabaikan, dan memperkuat akses pada perangkat kesehatan, termasuk perangkat perawatan pernapasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement