Rabu 09 Nov 2022 12:32 WIB

Mulai Besok, Siswa di Surabaya Dibebaskan dari PR

Sebagai gantinya, sekolah bakal menerapkan dua jam pendidikan karakter.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Foto: Dokumen
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal segera membebaskan Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa SD dan SMP negeri maupun swasta di Kota Pahlawan. Kebijakan bebas PR tersebut bakal mulai diterapkan pada 10 November 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Sebagai gantinya, sekolah bakal menerapkan dua jam pendidikan karakter mulai pukul 13.00-14.00 WIB.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku, ada orang tua siswa yang khawatir dengan kebijakan pembebasan PR tersebut. Namun, kata Eri, kekhawatiran tersebut bukan merupakan suatu masalah. 

Baca Juga

Menurutnya, pro dan kontra dalam setiap pengambilan kebijakan merupakan hal yang wajar. "Sebetulnya orang tua belum memahami kalau PR itu (tetap) ada tetapi diganti dengan PR untuk pembentukan karakter di sekolah. Berarti orang tua harus sadar betul, ketika anaknya di sekolah mendapatkan pendidikan, ada PR setelah itu diselesaikan di sekolah," kata Eri, Rabu (9/11/2022).

Eri melanjutkan, ada orang tua yang mengaku panik dan khawatir jika pembebasan PR akan berdampak buruk kepada anak-anak dan membuat mereka lebih suka bermain. Eri pun mengajak orang tua siswa untuk ikut membentuk karakter anak-anak saat berada di rumah. 

Eri menekankan, orang tua memiliki tugas dalam pengawasan dan menjaga anak-anak setelah pulang dari sekolah. “Maka, orang tua juga harus mendidik anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa nanti," ujarnya.

Eri mengimbau kepada para orang tua siswa untuk ikut bersama-sama membentuk karakter anak-anak, dan tidak hanya membebankan pendidikan kepada sekolah dan PR anak. "Jangan dibebankan anak dengan PR karena orang tua tidak mampu untuk mendidik. Tetapi mereka harus hadir agar anak tidak individualistik," kata Eri.

Eri menjelaskan, kebijakan pembebasan PR tersebut, bertujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada anak. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak terbebani PR, serta meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi.

"Karakter anak akan terbentuk nanti, karena anak butuh kasih sayang orang tua. Yang menjadikan anak ini pemimpin yang luar biasa adalah kasih sayang orang tua," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement