Kamis 10 Nov 2022 14:09 WIB

Pengabdian Tim Dosen UMM Hasilkan Limbah Bir Hingga Biogas

Tim dosen UMM meningkatkan produksi sapi dengan menggunakan pakan limbah bir.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Pada kegiatan ini, tim menjalankan tiga program antara lain peningkan produktivitas sapi menggunakan pakan limbah bir, pembuatan biogas untuk warga, serta pemanfaatan limbah biogas menjadi pupuk cair dan padat.
Foto: Humas UMM
Tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Pada kegiatan ini, tim menjalankan tiga program antara lain peningkan produktivitas sapi menggunakan pakan limbah bir, pembuatan biogas untuk warga, serta pemanfaatan limbah biogas menjadi pupuk cair dan padat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program menarik dilaksanakan tim Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui matching fund dari Kemenristekdikti Republik Indonesia. Tim yang diketuai Prof Sujono ini memiliki tiga program yang dijalankan di Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto sejak Oktober lalu.

Adapun program yang dijalankan tim dosen antara lain peningkatan produktivitas sapi menggunakan pakan limbah bir. Selanjutnya, melaksanakan pembuatan biogas untuk warga dan pemanfaatan limbah biogas menjadi pupuk cair dan padat.

Sujono menjelaskan, keadaan sapi di kelompok tani di Desa bicak kurang bagus. Sapi yang ada terlihat kurus, ada beberapa luka, serta masalah di organ pencernaan. Hal tersebut dikarenakan para petani dan peternak tidak bisa membuat pakan konsentrat.

"Maka, saya dan tim memberikan solusi dengan memberikan pakan dari limbah dan sampah bir," ucapnya.

photo
Tim dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Pada kegiatan ini, tim menjalankan tiga program antara lain peningkan produktivitas sapi menggunakan pakan limbah bir, pembuatan biogas untuk warga, serta pemanfaatan limbah biogas menjadi pupuk cair dan padat. - (Humas UMM)

Di samping itu, Sujono mengungkapkan, daerah tersebut dekat dengan pabrik pembuatan bir sehingga lebih memudahkan. Jika diperhatikan, limbah bir ini memiliki gizi yang tinggi dan juga harga murah. Proteinnya bisa mencapai 30 persen dan energi yang dihasilkan juga cukup banyak.

Selama tiga minggu diberi pakan dari limbah bir tersebut, ada perkembangan siginifikan yang dihasilkan. Hal ini dimulai dari berat badan sapi yang meningkat sebesar 20 hingga 25 kilogram, hingga hilangnya luka-luka di beberapa bagian tubuh sapi. Begitu juga dengan pencernaan yang mulai membaik. Hal ini tentu akan meningkatkan nilai penjualan sapi.

Program menarik lainnya yakni pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas. Sujono mengatakan, hal ini berawal dari keluhan warga mengenai bau tidak sedap dari kotoran sapi. Sebab itu, timnya membangun alat untuk mengubah kotoran tersebut menjadi energi biogas untuk memasak. Saat ini, alat yang memiliki kapasitas 16 kubik tersebut masih terisi sebagian.

Sejauh ini, kata dia, sudah ada empat keluarga yang memanfaatkannya. Jika alat tersebut penuh, maka akan mampu memberikan energi ke 10 dapur keluarga di sekitar kandang.

Adapun limbah dari biogas tersebut bisa digunakan untuk pupuk cair maupun padat. Hal ini berarti air limbah biogas bisa langsung disiramkan ke tumbuhan seperti cabai, tomat dan lainnya. "Sementara yang padat dicampur dengan abu dan kapur kemudian bisa langsung digunakan,” kata Sujono dalam siaran pers yang diterima Republika.

Selain Sujono, kegiatan ini juga dilaksanakan oleh Imbang Dwi Rahayu dan Ratih Juliati. Mereka melakukan kegiatan untuk memberikan manfaat dan memberdayakan kelompok tani terkait. Mereka juga melakukan diskusi sebelum menjalankan program agar menemukan solusi yang tepat atas permasalahan warga.

Pengabdian tersebut disambut baik oleh warga di Desa Bicak. Salah satunya Asari selaku ketua kelompok tani setempat.

Menurut Asari, program yang diberikan tim Dosen UMM sangat membantu. Bahkan, bisa menyelesaikan tiga masalah sekaligus yakni sapi yang kurang gizi, memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas, hingga memanfaatkan limbah biogas untuk pupuk.

Dia pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Dia berharap program seperti ini juga bisa dilaksanakan di daerah-daerah lain. "Agar manfaat yang dihasilkan bisa dirasakan oleh banyak warga,” kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement