Sabtu 12 Nov 2022 08:53 WIB

Studi Anyar: Makanan Olahan Penyebab Utama Obesitas di Dunia

Makanan olahan yang rendah protein diklaim sebagai penyebab obesitas di dunia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Makanan olahan yang rendah protein diklaim sebagai penyebab obesitas di dunia.
Foto: Greatist
Makanan olahan yang rendah protein diklaim sebagai penyebab obesitas di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan olahan tidak pernah direkomendasikan ahli gizi, dan penelitian terbaru sekarang memperkuat klaim bahwa makanan tersebut adalah penyebab utama obesitas di dunia western. Semuanya bermuara pada sesuatu yang dikenal sebagai Hipotesis Leverage Protein.

Dikembangkan oleh profesor Universitas Sydney David Raubenheimer dan Stephen Simpson, hipotesis ini awalnya diajukan 18 tahun lalu. Dimulai dengan konsep bahwa karena tubuh manusia secara alami didorong untuk mencari dan mengkonsumsi protein, kita cenderung untuk terus makan sampai kebutuhan protein harian kita terpenuhi.

Baca Juga

Sayangnya, makanan olahan dan olahan yang membentuk sebagian besar makanan western biasanya rendah protein. Akibatnya, kita akhirnya makan makanan tersebut dalam jumlah besar, yang seringkali kaya akan lemak dan karbohidrat, untuk memenuhi kebutuhan protein kita.

Untuk studi baru, tim U Sydney yang dipimpin oleh Dr Amanda Grech berangkat untuk melihat seberapa banyak Hipotesis Leverage Protein benar-benar dimainkan di dunia nyata. Untuk melakukannya, para ilmuwan menganalisis data dari National Nutrition and Physical Activity Survey, yang mendokumentasikan nutrisi dan aktivitas fisik pada 9.341 orang dewasa Australia antara Mei 2011 dan Juni 2012.