Sabtu 12 Nov 2022 10:39 WIB

Studi: Paxlovid Bisa Pangkas Risiko Long Covid

Paxlovid merupakan obat antivirus untuk pengobatan Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Paxlovid merupakan obat antivirus untuk pengobatan Covid-19.
Foto: www.freepik.com
Paxlovid merupakan obat antivirus untuk pengobatan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paxlovid merupakan obat antivirus yang biasa digunakan dalam mengobati Covid-19. Selain mengobati penyakit, penggunaan paxlovid ternyata dapat menurunkan risiko long Covid pada penyintas Covid-19.

"Ini merupakan (temuan) yang menggembirakan, karena ini mengindikasikan bahwa ada cara untuk mengurangi kejadian //long Covid//," jelas Direktur Institute of Molecular Medicine di Feinstein Institutes for Medical Research, Dr Betty Diamond, seperti dilansir Huffington Post, Sabtu (12/11/2022).

Baca Juga

Manfaat paxlovid dalam menurunkan risiko long Covid ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang telah dipublikasikan secara daring pada server pracetak medRxiv. Studi ini melibatkan 56.340 pasien dengan hasil tes Covid-19 positif selama periode Maret-Juni 2022. Para partisipan setidaknya memiliki satu faktor yang meningkatkan risiko Covid-19 berat.

Selama studi berlangsung, sebanyak 9.217 pasien diberikan paxlovid dalam kurun waktu lima hari setelah terdiagnosis dengan Covid-19. Mereka diminta mengonsumsi tiga pil paxlovid sebanyak dua kali per hari selama lima hari. Sedangkan 47.123 pasien lainnya tidak menerima paxlovid.

Tim peneliti lalu melakukan perhitungan mengenai efektivitas penggunaan paxlovid dalam menurunkan risiko long Covid, 90 hari setelah infeksi terjadi. Melalui perhitungan ini, tim peneliti menemukan bahwa penggunaan paxlovid dengan dosis 3x2 selama lima hari dapat memangkas risiko long Covid sebanyak 26 persen.

Tak hanya menurunkan risiko long Covid, penggunaan paxlovid pada pasien Covid-19 juga dapat menurunkan risiko perawatan di rumah sakit sebesar 30 persen. Tak hanya itu, pasien Covid-19 yang mendapatkan paxlovid turut memiliki risiko kematian 48 persen lebih rendah.

Obat paxlovid ini bisa memberikan manfaat, terlepas dari status vaksinasi pasien Covid-19. Penggunaan paxlovid juga tetap bermanfaat pada pasien yang sebelumnya pernah terkena Covid-19.

"Pada saat Anda terkena Covid, (penggunaan paxlovid) ini bisa menyingkirkan kemungkinan Anda terkena long Covid," ujar Dr Diamond.

Paxlovid bekerja dengan cara menghambat kemampuan virus SARS-CoV-2 untuk mereplikasi atau memperbanyak diri di dalam tubuh pasien Covid-19. Dampak ini akan mempersulit virus untuk menyebabkan kerusakan lebih lanjut atau memicu sakit Covid-19 berat.

Ada beberapa teori mengapa paxlovid juga bisa menurunkan risiko long Covid. Teori pertama, obat ini menghambat replikasi virus dan menurunkan muatan virus, sehingga produksi autoantibodi oleh sistem imun akan menurun. Seperti diketahui, banyaknya autoantibodi bisa merusak jaringan dan organ sehat serta memicu serangkaian gejala problematik.

Teori kedua, paxlovid mungkin dapat mempercepat kemampuan tubuh dalam menyingkirkan virus SARS-CoV-2. Dengan begitu, kemungkinan virus menyebabkan gejala berkepanjangan juga bisa ditekan.

Berdasarkan studi, paxlovid bekerja paling baik pada orang yang paling berisiko. Belum diketahui apakah paxlovid juga sama efektifnya pada populasi umum yang sehat. Diperlukan studi lebih lanjut yang melibatkan populasi sehat untuk memahami hal tersebut. Studi lebih lanjut juga diperlukan untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait paxlovid.

"Kita perlu memahami lebih banyak mengenai ini karena kita perlu menurunkan insiden long Covid, dan kini kita punya petunjuk awalnya," jelas Dr Diamond.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement