Oleh Wartawan Republika sekaligus pemerhati bulutangkis, Bilal Ramadhan
REPUBLIKA.CO.ID, Para pemain ganda campuran Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengalami kemunduran yang sangat signifikan usai ditinggal pasangan senior legenda Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Pemain yang akrab disapa Butet itu menyatakan gantung raket alias pensiun pada Januari 2019, dan disusul Tontowi pada pertengahan 2020.
Setelah itu, praktis tidak ada lagi para pemain ganda campuran Pelatnas yang mampu berkibar di podium-podium di turnamen dunia. Hal ini makin diperparah dengan ‘ditendangnya’ dua pasangan senior lainnya dari Pelatnas yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emmanuelle Widjaja pada awal 2022. Dua pasangan ini memang juga tidak menampilkan performa yang baik dan tidak juga berprestasi di sejumlah turnamen dunia.
Dengan hilangnya tiga pasangan senior di Pelatnas, mau tidak mau, para pemain yang saat itu berada di bawah mereka, naik menjadi unggulan teratas di Pelatnas yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Adnan Maulana/Mychelle Christine Bandaso. Akan tetapi, dua pasangan ini belum mampu menggantikan peran senior-seniornya tersebut untuk menjadi saingan para ganda campuran dunia.
Terutama empat pasangan dunia yang kerap disebut big 4 yaitu peringkat 1 dunia dari Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanatchai, peringkat dua dan tiga dari Cina Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping serta peringkat empat dunia dari Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Ganda campuran Indonesia tidak lagi dianggap sebagai pesaing berat bagi mereka.
Rinov/Pitha memiliki kemajuan yang stagnan. Mereka sempat memberikan asa untuk melanjutkan tradisi di ganda campuran pada 2018 dengan menjadi juara di Indonesia Masters 2018 dan finalis di dua turnamen kelas Super 300 yaitu Syed Modi International 2018 dan Swiss Open 2018. Namun setelah itu, mereka tak mampu banyak bersaing. Terakhir, mereka menjadi finalis di Malaysia Masters 2022 yang merupakan turnamen kelas Super 500.
Pasangan kedua Pelatnas, Adnan/Mychelle juga tak bisa diharapkan. Mychelle yang merupakan pemain kidal dan diharapkan pola permainannya seperti pemain putri kidal dari Korea, Chae Yu Jung, juga tidak atraktif permainannya di depan net. Mychelle juga saat ini sedang cedera. Adnan sempat dipasangkan dengan salah satu pemain Junior yang merupakan Juara Dunia Junior 2018, Indah Cahya Sari Jamil.
Kebuntuan dua pasangan ini sempat membuat berbagai pihak geram. Salah satunya Tri Kusharjanto yang merupakan ayah dari Rehan Naufal Kusharjanto. Tri Kusharjanto merupakan peraih medali perak Olimpiade 2000 bersama Minarti Timur.
Pemain yang kerap disapa Trikus mengkritik pelatih Nova Widianto yang masih terus memberikan dua pasangan tersebut bermain di turnamen-turnamen dunia, meski tidak berprestasi. Trikus juga meminta agar Nova memberikan kesempatan untuk pasangan lainnya. Mungkin dalam hal ini anaknya, Rehan yang berpasangan dengan Lisa Ayu Kusumawati. Masukan dari Trikus memang bisa saja disebut tidak objektif karena merupakan ayah dari Rehan. Wajar, seorang ayah gemas melihat anaknya jarang diturunkan ke turnamen-turnamen dunia.
Tak hanya Trikus, Tontowi dan Liliyana pun juga khawatir dengan prestasi para penerusnya ini. Mereka menilai ada gap yang cukup jauh dalam melanjutkan estafet regenerasi di ganda campuran, akibat ‘dipotongnya’ dua pasangan senior dan dikembalikan ke klubnya, PB Djarum. Sehingga ada ‘shock’ yang dimiliki para ganda campuran saat ini di Pelatnas.
Rehan dan Lisa sebenarnya sudah terlihat potensinya di kelas junior. Saat itu, Rehan berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka menjadi Juara Asia Junior 2017 dan runner up Kejuaraan Dunia Junior 2017 dan 2018.
Pun dengan Lisa. Bersama pasangan sebelumnya, Ghifari Anandafa Prihardika, Lisa sempat mengalahkan Rehan/Fadia untuk menjuarai Malaysia Junior International 2018.
Rehan dan Lisa mulai masuk di kelas senior pada 2019. Rehan ditinggal Siti Fadia yang dikhususkan di ganda putri dan dipasangkan dengan Lisa. Mereka langsung menjadi juara di Finnish Open 2019 kelas Super 100 dan tiga kali semifinalis di Orleans Open 2019, Indonesia Masters 2019 dan Indonesia Challenge 2019.
Namun sayangnya, pada 2020 hingga 2021, nama mereka tenggelam. Dunia ganda campuran Indonesia disibukkan dengan pensiunnya Tontowi, menyusul Liliyana. Serta stagnannya prestasi senior-senior mereka di ganda campuran. Dikeluarkannya Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria, membawa ‘berkah’ tersendiri untuk Rehan/Lisa. Karena sejak awal 2022, mereka mulai diturunkan di turnamen-turnamen dunia.
Diturunkan di turnamen Orleans Masters 2022 yang merupakan turnamen kelas Super 100, mereka melesat menjadi finalis. Di Swiss Open 2022 yang merupakan turnamen kelas Super 300, mereka mampu menjadi semifinalis.
Dalam beberapa turnamen, mereka sudah harus kalah karena langsung melawan unggulan di babak pertama. Namun di French Open 2022, Rehan/Lisa tampil trengginas. Di babak pertama, mereka mengalahkan pasangan Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jamie Lai yang pernah mengalahkan mereka di turnamen Japan Open 2022.
Di babak kedua, mereka mengalahkan wakil Singapura, Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han yang juga pernah mengalahkan mereka di final Orleans Masters 2022. Di perempat final, mereka juga mengalahkan unggulan tuan rumah, Thom Giqcuel/Delphine Delrue.
Bahkan di semifinal, mereka sempat hampir bisa menembus babak final di turnamen kelas Super 750 itu. Melawan pemain Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek, mereka merebut gim pertama dengan 21-13. Di gim kedua pun mereka sudah memimpin jauh dengan 13-7. Namun cedera bahu yang dialami Lisa mengganggu penampilan mereka. Robin/Selena merebut 14 angka beruntun dan mencuri gim kedua dengan 13-21. Berada di atas angin, Robin/Selena memaksimalkannya di gim ketiga dengan 12-21. Rehan/Lisa pun menyesal. Lisa terlihat menangis sesenggukan karena kekalahan tersebut.
Rehan/Lisa membalasnya di turnamen Hylo Open 2022 yang merupakan kelas Super 300. Menghadapi unggulan Jerman Mark Lamsfuss di babak pertama, mereka tak gentar. Rehan/Lisa dikalahkan pasangan ini sebanyak dua kali di dua turnamen pada tahun ini. Namun, Rehan/Lisa membuat kejutan dengan mengalahkan Mark/Isabel dengan dua gim.
Di perempat final melawan unggulan dari Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje, pun mereka mampu mengalahkan dengan dua gim. Mereka menembus final setelah mengalahkan unggulan Prancis, Thom Giqcuel/Delphine Delrue. Kemenangan ketiga kalinya untuk Rehan/Lisa.
Di partai puncak, Rehan/Lisa tak goyah meski yang dihadapinya merupakan peraih medali emas Olimpiade 2020 dari Cina, Huang Dongping. Namun di turnamen tur Eropa ini, Huang menggandeng pemain junior, Feng Yan Zhe. Rehan/Lisa memperlihatkan ketenangannya di lapangan. Rehan mampu mengeksekusi bola-bola dari area baseline, sedangkan Lisa tak gentar sama sekali dalam beradu bola-bola kecil di depan net dengan Huang.
Rehan/Lisa mampu menjuarai turnamen ini dengan mengalahkan Feng/Huang dengan dua gim langsung. Huang pun sempat mengusap kepala Lisa saat pertandingan usai sebagai bentuk penghormatan Huang sebagai senior.
Dengan pola permainan Rehan/Lisa ini sangat berpotensi untuk menjadi pesaing baru bagi Big 4 ganda campuran dunia. Karena unggulan-unggulan dari Eropa telah dikalahkan Rehan/Lisa. Kini saatnya Rehan/Lisa untuk terus meningkatkan kemampuan agar bisa terus melaju hingga partai puncak.
Permainan Lisa yang begitu apik di depan net dan ketenangan Rehan bisa menjadi kekuatan. Mungkin Rehan perlu menambah kekuatan pukulannya seperti Praveen Jordan yang mampu menggetarkan pertahanan lawan. Begitu pun dengan Lisa yang perlu menambah jam terbang dalam menghadapi playmaker-playmaker dunia di depan net seperti Sapsiree Taerattanatchai, Huang Yaqiong dan Arisa Higashino.
Dengan kehadiran Rehan/Lisa memberi asa baru di ganda campuran Indonesia agar kembali tampil di podium turnamen-turnamen dunia.
Perjalanan Rehan/Lisa pada tahun 2022:
1. Orleans Masters: runner up kalah dari Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han (Singapura)
2. German Open: Tidak dimainkan
3. All England: Tidak dimainkan
4. Swiss Open: semifinal kalah dari Mark Lamsfuss/Isabel Louhau (Jerman)
5. Korea Open: Tidak dimainkan
6. Kejuaraan Asia: babak pertama kalah dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang)
7. Thailand Open: babak pertama kalah dari Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanatchai (Thailand)
8. Indonesia Masters: perempat final kalah dari Wang Yilyu/Huang Dongping dari Cina
9. Indonesia Open: babak pertama kalah dari Mark Lamsfuss/Isabel Lohau (Jerman)
10. Malaysia Open: perempat final kalah dari Wang Yilyu/Huang Dongping (Cina)
11. Malaysia Masters: babak pertama kalah dari Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanatchai (Thailand)
12. Singapore Open: babak pertama kalah Hafiz Faizal/Serena Kani (Indonesia)
13. Kejuaraan Dunia: babak ketiga kalah dari Seo Seung Jae/Chae Yu Jung (Korea)
14. Japan Open: babak pertama kalah dari Goh Soon Huat/Shevon Jamie Lai (Malaysia)
15. Denmark Open: babak pertama kalah dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Cina)
16. French Open: semifinal kalah dari Robin Tabeling/Selena Piek (Belanda)
17. Hylo Open: Juara mengalahkan Feng Yan Zhe/Huang Dongping (Cina)