Senin 14 Nov 2022 07:56 WIB

Astronom Temukan Lubang Hitam yang Muncul Saat Melahap Bintang

Astronom menemukan suar yang menandai kemunculan lubang hitam berukuran sedang,

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam (ilustrasi)
Foto: id.wikipedia.org
Lubang Hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANTA CRUZ -- Sebuah lubang hitam yang sampai sekarang belum ditemukan 'memunculkan diri' kepada para astronom. Lubang hitam ini ketika sedang merobek dan melahap sebuah bintang yang berkeliaran terlalu dekat dengannya.

Lubang hitam bermassa menengah yang terletak di galaksi kerdil satu juta tahun cahaya dari Bumi menghancurkan bintang dalam sebuah kejadian yang oleh para astronom disebut sebagai Tidal Disruption Event (TDE).

Baca Juga

TDE membuat lubang hitam terlihat ketika meledakkan pancaran radiasi yang begitu kuat sehingga secara singkat mengalahkan setiap bintang di galaksi kerdilnya. TDE ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami hubungan antara galaksi dan lubang hitam di dalamnya. 

“Penemuan ini telah menciptakan kegembiraan yang meluas karena kita dapat menggunakan peristiwa gangguan pasang surut tidak hanya untuk menemukan lebih banyak lubang hitam bermassa menengah di galaksi kerdil yang tenang, tetapi juga untuk mengukur massanya,” rekan penulis penelitian dan astronom UC Santa Cruz (UCSC) Ryan Foley kata dalam sebuah pernyataan.

Suar TDE yang disebut AT 2020neh pertama kali diamati oleh para astronom menggunakan Young Supernova Experiment (YSE). YSE adalah sebuah survei astronomi yang mendeteksi peristiwa kosmik berumur pendek seperti ledakan supernova, saat lubang hitam pertama kali mulai melahap bintang.

Pengamatan saat awal kehancuran ini sangat penting dalam memungkinkan tim internasional untuk mengukur massa lubang hitam dan menemukannya sekitar antara 100.000 dan 1 juta kali massa matahari. Tim dipimpin oleh ilmuwan UCSC dan penulis pertama penelitian serta astronom Niels Bohr Institute Charlotte Angus

TDE telah berhasil digunakan untuk mengukur massa lubang hitam supermasif di masa lalu. Namun, ini adalah pertama kalinya TDE terbukti berhasil dalam mendokumentasikan massa lubang hitam bermassa menengah yang lebih kecil.

Itu berarti bahwa penampakan awal suar AT 2020neh yang sangat cepat dapat memberikan dasar untuk mengukur massa lubang hitam berukuran sedang di masa depan.

“Fakta bahwa kami dapat menangkap lubang hitam berukuran sedang ini sangat melahap sebuah bintang memberi kami peluang luar biasa untuk mendeteksi apa yang seharusnya disembunyikan dari kami,” kata Angus, dilansir dari Space, Jumat (11/11/2022).

Kelas lubang hitam berukuran sedang ini memiliki rentang massa antara 100 dan 100.000 kali matahari. Ukuran ini membuatnya jauh lebih masif daripada lubang hitam bermassa bintang, tetapi jauh lebih kecil daripada lubang hitam supermasif yang berada di jantung sebagian besar galaksi, termasuk Bima Sakti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement