Senin 14 Nov 2022 09:08 WIB

Masyarakat Pertimbangkan Ini Saat Ingin Membeli Mobil Listrik

Pembiayaan mobil listrik saat ini masih dalam tahap awal.

Red: Dwi Murdaningsih
Di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak dan isu lingkungan, popularitas kendaraan listrik mulai meningkat (Ilustrasi Pengisian Bahan Bakar Mobil Listrik)
Foto: Wikimedia
Di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak dan isu lingkungan, popularitas kendaraan listrik mulai meningkat (Ilustrasi Pengisian Bahan Bakar Mobil Listrik)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila menilai minat pembelian kendaraan listrik (EV) di Indonesia masih memasuki tahap awal (early stage). Dia mengatakan pembeli kendaraan listrik roda empat saat ini masih di segmen orang kaya yang sudah memiliki mobil.

"Early adopter adalah mereka, namun, belum (masuk ke tahapan) mass consumption," kata Made dalam temu media terbatas di Jakarta, Ahad (13/11/2022) malam.

Baca Juga

Menurut Made, hal ini mengacu pada masa pengenalan kendaraan listrik baik roda empat maupun roda dua kepada masyarakat, dinamika dan karakteristik masing-masing kendaraan serta konsumen di Indonesia. Ada beberapa karakter kendaraan listrik yang beda dengan kendaraan konvensional.

"Misalnya komposisi harga baterai yang lebih besar daripada komponen lainnya," kata dia.

Selain itu, perilaku unik nasabah kendaraan Indonesia yang memikirkan banyak hal, termasuk harga jual. Faktor lain yang masih menjadi pertimbangan bagi masyarakat sebagai konsumen untuk beralih membeli kendaraan listrik adalah perawatan (maintenance), hingga detil soal pengisian daya.

"Ini baru tahap awal. Semua konsumen, produsen, dan perusahaan pembiayaan juga belajar soal karakteristik ini agar fair. Kita juga masuk ke segmen pembiayaan itu (EV)," kata Made.

Dia berpendapat bahwa Indonesia telah berada di jalur yang tepat menyusul tren negara-negara dunia yang telah mengarah menuju transisi kendaraan ramah lingkungan. Di Eropa, misalnya. Negara-negara Uni Eropa baru-baru ini untuk menghentikan kendaraan pembakaran internal (ICE) secara bertahap pada tahun 2035.

Blok tersebut hanya akan mengizinkan penjualan kendaraan tanpa emisi pada tahun 2035 dan telah mengamanatkan bahwa 50 persen dari semua van baru dijual pada tahun 2030 menjadi ZEV. Di Eropa pada 2035 tidak boleh memproduksi kendaraan dengan BBM, mereka telah transisi untuk mengganti infrastruktur untuk kendaraan listrik. 

"Tidak semua teknologi bisa di-adopt dengan cepat. Namun, tren ini (EV) tidak bisa dihindari,"ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement