REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mars adalah planet tetangga yang menyimpaan jutaan misteri. Belum lama ini, wahana Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) milik Badan Antariksa Amerika (NASA) dan Hope Probe Uni Emirat Arab (UEA) berkolaborasi untuk mempelajari aurora proton ultraviolet yang muncul di atmosfer planet Mars.
Kolaborasi ini mengungkapkan bahwa aurora proton, peristiwa yang terjadi siang hari ini sangat dinamis dan bervariasi.
“Pengamatan EMM (Emirates Mars Mission) menunjukkan bahwa aurora begitu tersebar luas dan tidak teratur sehingga lingkungan plasma di sekitar Mars pasti benar-benar terganggu,” kata ilmuwan planet Mike Chaffin dari University Colorado Boulder, dilansir dari Sciencealert.
Dengan menggabungkan pengamatan EMM dengan pengukuran MAVEN dari lingkungan plasma aurora, ilmuwan dapat mengkonfirmasi bahwa di mana aurora ini ditemukan merupakan peta di mana angin matahari menghujani planet ini.
Aurora proton, aurora paling umum di planet merah pertama kali dijelaskan pada tahun 2018. Aurora proton terbentuk cukup mirip dengan bagaimana aurora di Bumi terbentuk. Namun, karena Mars adalah planet tanpa magnetosfer yang digerakkan secara internal seperti Bumi, hasil akhirnya berbeda. Aurora di Mars bersifat unik.
Mars memiliki medan magnet yang tipis. Meski lemah, medan magnet cukup untuk membelokkan banyak proton dan neutron berkecepatan tinggi yang dihujani Matahari.
Pertukaran muatan ini memungkinkan partikel netral untuk melewati kejutan busur medan magnet di sekitar Mars, menghujani atmosfer bagian atas dan memancarkan sinar ultraviolet. Diperkirakan bahwa proses ini secara andal menghasilkan emisi aurora yang seragam di siang hari Mars. Namun, pengamatan baru menunjukkan sebaliknya.
Data dari Hope Probe menunjukkan bahwa aurora tidak merata. Ilmuwan menyimpulkan mungkin ada proses yang tidak diketahui yang berperan selama pembentukan aurora ini.
Di sinilah MAVEN berperan untuk menyelidiki angin matahari, lingkungan magnetik, dan ion termal di ruang sekitar Mars. Data gabungan memungkinkan para ilmuwan untuk merekonstruksi alasan di baliknya. Dari data gabungan, ilmuwan menyimpulkan bahwa sejumlah proses dapat menghasilkan aurora yang tidak merata.
“Aurora yang tidak merata ini sebagian besar merupakan hasil dari turbulensi plasma, yang dalam beberapa keadaan mengarah pada pengendapan langsung angin matahari saat siang hari Mars.”
Dengan kata lain, interaksi kacau yang jarang terjadi antara Mars dan angin matahari bertanggung jawab atas aurora yang tidak merata. Meskipun tidak sepenuhnya jelas apa dampaknya di permukaan Mars, ada kemungkinan bahwa interaksi itu memberikan implikasi terhadap hilangnya atmosfer dan air dalam jangka panjang di Mars.