REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sangat bergizi, telur kerap dijauhi karena memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi. Sebagian orang khawatir bila konsumsi makanan berkolesterol tinggi seperti telur dapat meningkatkan kadar kolesterol di dalam darah. Faktanya justru berbeda.
Secara umum, kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara struktur membran sel. Kolesterol juga berperan dalam membantu tubuh menghasilkan vitamin D dan hormon-hormon penting menurut Healthline, Selasa (15/11/2022).
Tubuh sebenarnya dapat memproduksi kolesterol. Namun, produksi kolesterol ini bisa menurun bila seseorang mengonsumsi banyak kolesterol dari makanan. Produksi kolesterol oleh tubuh bisa kembali meningkat bila seseorang tak mengonsumsi banyak kolesterol dari makanan.
Salah satu jenis makanan yang dikenal tinggi akan kolesterol adalah telur, khususnya kuning telur. Akan tetapi, sebagian besar orang sebenarnya tak akan bermasalah dengan kadar kolesterol darah bila mengonsumsi telur.
Hal ini dibuktikan melalui sebuah studi dalam jurnal Metabolism pada 2013. Dalam studi ini, para partisipan dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk mengonsumsi tiga butir telur utuh per hari, sedangkan kelompok kedua hanya diminta mengonsumsi putih telur dalam jumlah yang sama.
Setelah 12 pekan, partisipan dari kedua kelompok mengalami penurunan kadar trigliserida dan kolesterol LDL atau kolesterol "jahat". Selain itu, kadar kolesterol HDL atau kolesterol "baik" tampak meningkat.
Kelompok pertama yang mengonsumsi telur utuh tampak mendapatkan efek yang lebih baik. Kadar kolesterol HDL mereka meningkat lebih tinggi dan kadar LDL mereka menurun lebih banyak dibandingkan kelompok kedua yang hanya mengonsumsi putih telur.
Meski bisa memberikan manfaat, ada beberapa kelompok yang dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi secara berlebih. Salah satunya adalah penyandang diabetes.
Di sisi lain, orang-orang yang ingin mengontrol kadar kolesterol darah sebenarnya perlu lebih mengkhawatirkan kandungan lemak jenuh dalam suatu makanan. Menurut American Heart Association (AHA), konsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL di dalam darah. Bila kadar kolesterol darah meningkat, maka risiko penyakit jantung dan strok bisa ikut meningkat.